TENGGARONG (KutaiRaya.com) Sejumlah rumah warga di Dusun Tani Jaya Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kukar mengalami kerusakan, yang diakibatkan oleh pergeseran tanah.
Puncak kejadian tersebut pada 24 April 2025. Sehingga kejadian ini membuat khawatir dan cemas masyarakat setempat, atas keselamatan dirinya.
Dari informasi yang dihimpun oleh media, ada sekitar 11 rumah yang terdampak akibat peristiwa pergeseran tanah ini. Rumah tersebut sangat memprihatinkan dan membahayakan atau mengancam keselamatan warga.
"Pergeseran tanah ini sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, namun puncak yang parah pada Kamis malam yang membuat dinding dan lantai retak," kata salah satu warga yang tak mau disebutkan identitasnya.
Selain curah hujan tinggi, Ia menduga pergeseran tanah ini disebabkan oleh aktivitas pertambangan, yang berdekatan dengan area permukiman.
Sementara keluhan ini belum mendapat respon dari pemerintah desa . Namun sejumlah warga yang terdampak ini, telah menyampaikan aspirasinya pada forum Rapat Dengar Pendapat di DPRD Kukar belum lama ini.
"Dari pemerintah desa dan DPRD Kukar belum ada tindaklanjutnya. Kita hanya menunggu pemerintah," ucapnya.
Warga lainnya juga telah meminta bantuan tenda pengungsian ke pemerintah desa, tapi belum ada respon dari pemerintah desa.
"Kami membuat tenda pribadi di depan rumah, untuk menghindari pergeseran tanah atau lomgsor susulan. Tak menutup kemungkinan akan kembali longsor," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Batuah Abdul Rasyid menjelaskan, jalan yang longsor telah dilakukan penanganan sementara dengan ditimbun menggunakan bebatuan. Kejadian ini diakibatkan oleh penurunan atau pergeseran tanah.
"Dari kejadian itu, kita belum mengetahui pasti penyebabnya. Apakah disebabkan oleh faktor alam atau aktivitas pertambangan," jelas Abdul Rasyid.
Atas kejadian tersebut, Pemerintah Desa Batuah telah bersurat ke Unmul, untuk melakukan pengukuran bencana. Jika peristiwa ini disebabkan oleh pihak perusahaan, maka pihak perusahaan harus bertanggung jawab.
"Perusahaan yang mengeluarkan izin dari Kementerian, meskipun mendapatkan izin tapi tanggung jawab lingkungan harus dilaksanakan," sebutnya.
Dari peristiwa ini, ada 11 rumah warga yang terdampak atau mengalami kerusakan dan 1 rumah ibadah yaitu Masjid. Sementara warga yang terdampak ada yang mengungsi ke rumah keluarganya dan ada yang membangun tenda di depan rumah.
"Kami juga sudah melakukan rapat bersama pemerintah daerah, terkait penanganan longsor ini. Rapat itu telah disepakati bagi warga yang memiliki tanah kaplingan atau lahan kosong akan dibangunkan rumah," ungkapnya.
Pihaknya juga meminta kepada DPRD Kaltim, untuk meninjau langsung ke lapangan. (ary)