TENGGARONG, (KutaiRaya.com) SMPN 4 Muara Badak menjadi tuan rumah pelaksanaan lomba mading 3 dimensi bertema ekosistem mangrove bagi pelajar SMP dan SMA di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Planet Urgensi Indonesia (YPUI) pada Kamis (18/7/24) dalam rangka memperingati Hari Mangrove Internasional.
Kepala SMPN 4 Muara Badak, Drs. Baharuddin, merasa bangga karena sekolahnya terpilih menjadi tuan rumah acara perayaan Hari Mangrove Internasional tahun ini. "Sebagai sekolah adiwiyata di Kecamatan Muara Badak, SMPN 4 sangat layak dipilih sebagai tuan rumah untuk perlombaan ini," ujarnya.
Sebanyak 8 tim dari berbagai SMP dan 2 tim dari SMA berpartisipasi dalam lomba ini. Tim-tim SMP yang berpartisipasi berasal dari SMP Syarif Hidayatullah, SMPN 1 Muara Badak, SMPN 2 Muara Badak, SMPN 3 Muara Badak, SMPN 4 Muara Badak, dan SMPN 7 Muara Badak. Sementara itu, dua tim SMA yang terlibat adalah pelajar dari SMAN 1 dan SMAN 2 Muara Badak.
Meskipun hanya diikuti oleh dua tim di level SMA, persaingan tetap ketat dan penuh keseruan. Tim dari SMPN 3 Muara Badak berhasil memenangkan kompetisi ini dengan karya mading 3 dimensi berjudul "Melestarikan Ekosistem Mangrove," menggunakan pasir dan bangkai kerang laut dari pantai sekitar mereka.
Kepala Sekolah SMPN 3 Muara Badak, Budiman, menyampaikan bahwa waktu persiapan yang singkat dan periode libur sekolah sempat menjadi tantangan. "Namun, para juri terpukau oleh karya yang orisinil, memanfaatkan barang-barang di sekitar mereka," ucapnya.
Juara di level SMA, tim dari SMAN 2 Muara Badak, juga menampilkan karya yang khas dengan menggunakan barang bekas seperti kertas telur dan busa dari kursi bekas untuk membuat ornamen mading mereka.
Kegiatan lomba ini didukung oleh Yayasan Mangrove Lestari, sebuah LSM lokal di Muara Badak, serta dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara dan Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Timur yang menjadi juri dalam acara ini. Kehadiran perwakilan Disdik menambah antusiasme peserta, memberikan harapan bahwa pelajar dari sekolah-sekolah pesisir layak mendapatkan perhatian dari dinas kabupaten dan provinsi.
YPUI percaya bahwa kegiatan kreatif seperti lomba ini dapat membuat pelajar semakin memahami pentingnya melestarikan ekosistem mangrove.
"YPUI berharap kegiatan ini memberikan pengalaman knowing by doing seputar apa yang terjadi dengan hutan mangrove di dekat rumah mereka," tutup perwakilan YPUI. (adv/dri)