TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Desa Prangat Selatan, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, memiliki potensi perkebunan karet yang menjadi penggerak ekonomi utama. Melalui pengelolaan karet oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), desa ini mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes) hingga ratusan juta rupiah.
Kepala Desa Prangat Selatan, Sarkono, menjelaskan bahwa mayoritas mata pencaharian masyarakat di desa tersebut berasal dari penyadap karet karena terdapat banyak perkebunan karet di sana. Selain itu, sektor wirausaha juga menjadi kontributor ekonomi, seperti toko, rumah makan, penginapan, bengkel, dan pegawai negeri.
"Dalam penjualan karet, sudah ada tengkulak yang masuk dari PT Multi Karya Cemerlang di pasaran Samarinda. Harga karet saat ini lumayan tinggi menjelang lebaran, sekitar Rp 10.500 per kilogram, dibandingkan dengan harga biasanya sekitar Rp 7.000 per kilogram," ujarnya.
Lahan perkebunan karet ini telah bersertifikat karena pada masa transmigrasi, daerah tersebut diberikan lahan untuk digunakan, di mana seperempat hektar untuk perumahan dan tiga perempat untuk pertanian pada tahun 1989.
Selain itu diwilayah tersebut kini telah mengembangkan potensi pariwisata.
Sarkono berharap bahwa dengan adanya pengembangan tempat pariwisata di daerah tersebut, Bumdes Bana Nusa, yang merupakan milik desa, akan semakin berkembang. Saat ini, Bumdes di Prangat Selatan telah menghasilkan PADes sebesar Rp 130 juta dari omzet total Rp 400 juta.
"Dengan adanya pariwisata di lembah asri, diharapkan sektor pariwisata dan pertanian dapat berkembang lebih baik. Lembah asri juga dapat menjadi tempat pelatihan pertanian dan peternakan karena sarana dan prasarana yang sudah tersedia di sana," tambahnya. (adv/dri)