
Sekretariat Komisi Penanggulangan Aids Daerah Kukar.(Foto: Andri Wahyudi/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat upaya penanganan dan pencegahan HIV/AIDS melalui pelaksanaan skrining pada berbagai kelompok sasaran.
Langkah ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini sekaligus memastikan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) mendapatkan penanganan yang tepat.
Ketua KPAD Kukar, Akhmad Taufik Hidayat mengatakan, meningkatnya jumlah kasus yang terdata di Kukar tidak terlepas dari masifnya kegiatan skrining yang dilakukan.
Menurutnya, pemerintah daerah memberikan dukungan anggaran kepada KPAD untuk melaksanakan skrining di berbagai sektor.
“Skrining kami lakukan kepada berbagai kelompok, mulai dari mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, Aparatur Sipil Negara (ASN), hingga perusahaan. Dari kegiatan inilah kemudian muncul angka kasus yang terdata,” ujarnya, Rabu (17/12/2025).
Ia menegaskan, tingginya angka temuan bukan berarti kasus di Kukar lebih banyak dibandingkan daerah lain, melainkan karena skrining dilakukan secara aktif dan berkelanjutan.
Dengan skrining tersebut, KPAD Kukar menemukan sejumlah warga yang terkonfirmasi sebagai ODHA.
“Ketika sudah terdata, maka menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan intervensi dan pendampingan. Kami memastikan ODHA tetap memiliki kepercayaan diri, karena penyakit ini bisa dikendalikan dengan pengobatan rutin,” ujarnya.
Dalam pendampingan tersebut, KPAD Kukar juga bekerja sama dengan komunitas peduli HIV/AIDS, seperti komunitas Makam Plus, yang berperan penting dalam membantu komunikasi dan pendampingan kepada ODHA.
Menurut Taufik, keberadaan komunitas sangat membantu karena masih banyak ODHA yang merasa takut dan enggan terbuka.
“ODHA yang terdata masuk dalam pengawasan KPAD. Mereka mendapatkan pendampingan, pengobatan, serta dukungan tambahan, seperti pemberian makanan tambahan, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan,” katanya.
Taufik menambahkan, hasil skrining menunjukkan mayoritas kasus yang ditemukan berada pada kelompok usia muda.
Sehingga ia mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, agar lebih berhati-hati dalam pergaulan dan menjaga perilaku hidup sehat.
“HIV merupakan bagian dari layanan kesehatan dasar, selain TBC. Penularannya sebagian besar melalui hubungan berisiko, meskipun ada juga kasus penularan dari ibu ke anak, meski persentasenya kecil. Ini yang harus terus kita antisipasi bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Pengelola Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kukar, Masliana, menyampaikan Kukar telah memiliki layanan kesehatan yang memadai untuk penanganan HIV dan penyakit menular lainnya.
Saat ini ada 9 puskesmas, 3 rumah sakit umum daerah, dan 2 klinik yang melayani pemeriksaan dan pengobatan HIV.
“Pemeriksaan HIV dilakukan secara bertahap. Jika pada tahap awal ada dugaan, maka dilanjutkan ke tahap kedua dan ketiga. Jika hasilnya positif, pasien wajib menjalani perawatan rutin,” tuturnya.
Masliana menambahkan, pasien yang terkonfirmasi positif HIV akan mendapatkan terapi antiretroviral (ARV).
Pengobatan ARV merupakan kombinasi obat yang berfungsi menekan perkembangan virus HIV di dalam tubuh sehingga kualitas hidup pasien tetap terjaga.
"Dengan sinergi antara KPAD dan Dinas Kesehatan, kami harap upaya pencegahan, penanganan, dan pendampingan HIV/AIDS dapat berjalan optimal serta menekan stigma di tengah masyarakat," ucapnya. (Dri)