
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dalam rangka memeriahkan pembukaan Pekan Olahraga Spesial Daerah (Pesoda) I Kutai Kartanegara, puluhan siswa dari Sekolah Luar Biasa Negeri Tenggarong menampilkan beberapa kesenian seperti tari, nyanyian yang di kemas dalam sebuah mamanda kreasi.
Acara tersebut berlangsung di Halaman Kantor Bupati Kukar Kamis (26/10/23). Dalam penampilan ini memberikan pesan bahwa pentingnya melestarikan budaya yang sudah ada sejak dahulu.
Husni Mubarok SSN Kordinator sekaligus Guru Seni di SSLB Negeri Tenggarong, mengatakan pementasan ini merupakan kolaborasi seni dalam bentuk tari, ekting, dan nyanyian dalam mamanda kreasi ini menjadi hasil kerja sama antara siswa-siswi SLB Negeri Tenggarong, guru, Kepala Sekolah, dan pemerintah provinsi.
"Kami bekerjasama dalam satu tim untuk bagaimana siswa siswi SLB N Tenggarong turut serta mengenal, mempelajari, serta melestarikan budaya yang berkembang sejak 1990." ungkap Husni.
Ia mengungkapkan, bahwa suatu pelajaran yang sangat mahal sekali bagaimana melestarikan satu budaya yang hampir punah, karena tidak ada kreasi di dalamnya. Kenapa jepen terus berkembang karena ada kreasi, tarsul berkembang karena ada kreasi. Mamanda yang saat ini masih minim sekali kreasinya.
"Dan SLB N Tenggarong inilah salah satu sekolah yang disuport oleh Pemerintah Provinsi Kaltim, bagaiamana mereka mengkreasikan mamanda ini hingga terus berkembang sehingga dapat diminati dan digemari oleh kaum anak-anak kita."ujarnya.
Sementara Lina Guru SLB N Tenggarong, menyebutkan dalam acara ini melibatkan sekitar 40 orang, didalamnya ada siswa siswi yang berkebituhan khusus disabilitas tunannetra, intelektual, tungarungu, disabilitas fisik.
Kemudian ada juga guru-guru didalamnya yang berkolaborasi dengan kita. Apalagi tari itu rata-rata tunarungu semua. Maka harus ada satu guru yang menjadi komando karena mereka tidak mendengar musik
"Untuk tampil pada hari ini kami lakukan persiapan selama 3 minggu dan itu sempat ada pergantian personil dan sebagainya. Dan penampilannya ini didampingi oleh orang tua siswa, yang ikut mensuport dalam penampilan begitu juga dengan guru-guru SLB N Tenggarong dan siswa siswinya." jelasnya.
Jumlah siswa berjumlah 230 siswa dengan beragam disabilitas
"Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah tentang pentingnya mendukung akses disabilitas serta memberikan anak-anak berkebutuhan khusus kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing dengan anak-anak pada umumnya." tutupnya. (*dri/adv)