Produk gula aren Desa Tuana Tuha
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dikenal dengan olahan produk dari gula aren yang di kelola oleh UMKM. Dengan olahan berbagai rasa dan kemasan yang bagus, dalam satu bulan mampu menghasilkan Rp 12 juta.
Kepala Desa Tuana Tuha Tommy mengatakan potensi Desa Tuana Tuha yaitu gula aren yang diproduksi turun temurun mulai dulu. Karena orang tua dulu disini sudah memproduksi gula merah dan belum ada nilai jualnya.
"Jadi kami dari tahun 2020 itu melalui UMKM memproduksi gula aren menjadi gula semut dengan nama produk Guleku." kata Tommy, Kamis (13/4/23).
Ia menyebut dari produk guleku yang dulu baru satu varian, sekarang sudah menjadi 4 varian yaitu gula semut original, gula semut dicampur jahe merah, dibuat cemilan jadi didalamnya itu ada parutan kelapa dan langsung dimakan.
"Untuk perijinannya alhamdulilah dari umkm itu sudah ada NIB, PIR-T, Halalnya pun sudah terbit jadi potensinya itu sudah ada dari gula merah menjadi gula semut, yang dulunya mungkin harganya cuma per kg Rp 28.000 sekarang harganya dari Rp 45.000 - 50.000 per kg dengan adanya inovasi dari umkm tersebut." jelasnya.
Sementara untuk penjualannya umkm Desa Tuana Tuha sudah bekerjasama dengan Dinas Perkebunan yang menjual produk guleku ke hotel-hotel. Dan selanjutnya, karena perijinan lengkap jadi kemungkinan nanti akan disebar ke mini market yang ada di kota.
"Dari prodak olahan guleku ini kami mampu meraup keuntungan Rp 12 juta perbulan dari kerjasama dengan Dinas Perkebunan. Kemudian juga ada produksi perbulan juga kita kirim ke reseler atau toko-toko sebulan bisa mencapai 1000 picis harganya Rp 15.000 per picis dengan penghasilan Rp 15 juta."katanya.
Ia mengungkapkan dari produksi gula aren ini memang belum ada pendapatan untuk desa, karena Bumdes belum bisa mengelola. Dan nanti kedepan Bumdes bisa membantu memasarkan produk guleku ini
"Harapannya dengan adanya pihak ketiga, nanti bisa membeli produk kami, yang dulunya mengonsumsi gula putih sekarang bisa merubah ke gula merah atau gula semut karena lebih bagus dari segi kesehatan. Karena banyak perusahaan besar yang ada di wilayah kami. Kemarin kami sudah coba komunikasi ke perusahaan dan masih di pertimbangkan." pungkasnya. (*dri/adv)