• Senin, 08 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Decky Samuel Entamoi di Sasana Lembuswana Boxing.(Foto: Achmad Nizar/Kutairaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Di balik berkembangnya olahraga tinju di Kutai Kartanegara (Kukar), terdapat sosok pelatih muda yang kini menjadi salah satu tokoh penting dalam pembinaan atlet daerah.

Ia adalah Decky Samuel Entamoi, pria berusia 35 tahun yang lahir dan besar di Kecamatan Tenggarong. Saat ini, ia tinggal di Jalan Tambak Rel, Kelurahan Baru, Tenggarong, dan menjadi pelatih di Sasana Lembuswana Boxing, salah satu sasana tinju yang berada di bawah naungan Pertina Kukar.

Perjalanan Decky di dunia tinju bukanlah hal yang singkat. Ia memulai kariernya sebagai atlet pada tahun 2004, diawali dengan ketertarikannya terhadap dunia tinju karena melihat senior-senior yang sukses berkarier, bahkan sampai bekerja di pemerintahan. Hal tersebut menjadikan motivasi untuk sukses di masa yang akan datang.

"Awalnya saya melihat para senior bisa dapat pekerjaan bagus, bisa jadi polisi dan tentara. Dari situ saya termotivasi," ujar Decky pada Kutairaya.com di Tenggarong, Sabtu (22/11/2025).

Sebagai atlet, ia telah melewati banyak pertandingan, hingga akhirnya ia tampil terakhir pada Porprov Berau 2022. Setelah itu, ia sempat vakum selama setahun untuk fokus bekerja. Namun, kecintaannya pada dunia tinju membuatnya kembali turun, kali ini bukan sebagai petarung, melainkan sebagai pelatih.

Melihat potensi atlet-atlet muda di Tenggarong, ia merasa terpanggil untuk membina generasi muda selanjutnya.

"Saya lihat adik-adik ini semangatnya besar. Mereka butuh dibimbing. Saya punya pengalaman, sayang kalau tidak diteruskan," sebutnya.

Pada Oktober 2025, ia mengambil langkah profesionalnya dengan mengambil sertifikasi pelatih nasional di Medan. Kini ia telah menjadi pelatih bersertifikat nasional yang resmi diakui.

Di Sasana Lembuswana Boxing, Decky bisa dibilang menjadi satu-satunya pelatih aktif yang menangani puluhan atlet. Meski begitu, antusias peminat tinju membuatnya tetap bersemangat dalam membina.

"Sekarang itu peminatnya banyak, terutama usia dini. Ada yang kelas dua, kelas tiga SD sudah ikut latihan. Orang tuanya pun mendukung," katanya.

Namun, tidak semua berjalan mulus. Ia mengungkapkan lagi-lagi tantangan dalam pembinaan adalah minimnya fasilitas.

"Terutama peralatan latihan yang sebagian sudah tidak layak pakai, seperti sarung tinju yang busanya sudah tipis dan berisiko melukai atlet saat sparing, seperti itu," tuturnya.

Lebih lanjut, dalam perjalanan panjangnya, ia juga pernah merasakan titik terendah. Salah satunya terjadi pada PON 2008 saat ia masih SMA. Saat itu, meski berkesempatan tampil mewakili daerah, ia harus mengalah karena posisinya diberikan kepada senior yang dianggap berada di kesempatan terakhirnya.

"Itu saya kecewa sekali. Hampir menyerah, tapi justru pengalaman pahit itu, yang bisa membentuk mental hingga seperti sekarang," jelasnya.

Meski baru beberapa tahun menjadi pelatih, Decky telah menunjukkan hasil yang membanggakan. Ia sendiri sudah banyak mengirimkan atlet hasil binaannya untuk perkuat Kaltim dalam ajang nasional, salah satunya yang telah rampung dalam Kejurnas di Palu, tiga atlet yang ia bawa semuanya sukses menjadi finalis dan membawa pulang satu emas dan dua perak.

Selain prestasi, ia bangga melihat semakin banyak anak muda yang mulai minat pada tinju. Bahkan, beberapa atlet binaannya telah sukses menjadi anggota Polri melalui jalur prestasi.

"Kalau hanya ingin disebut petinju, kalian bisa latihan sekali lalu berhenti. Tapi kalau ingin dikenal sebagai juara, kalian harus disiplin. Saya melatih bukan untuk sekadar keringat, tapi untuk mencetak petarung yang juara," imbuhnya.

Ia ingin setiap atlet tidak hanya datang untuk sekadar ikut latihan, tetapi berlatih dengan tujuan dan dedikasi. Dan saat ini, Sasana Lembuswana tengah mempersiapkan atlet untuk dua agenda besar, seperti POPDA di Penajam Paser Utara, dengan dua atlet yang diberangkatkan dan tengah berlangsung, kemudian Babak Kualifikasi Porprov yang akan digelar pada 4 Desember 2025.

"Jangan sia-siakan masa muda kalian. Ambil kegiatan yang positif, apalagi olahraga. Prestasi kalian bisa mempermudah masa depan, bahkan bisa membantu mendapatkan pekerjaan," pesannya.

Ia ingin pembinaan yang ia bangun tidak berhenti di tengah jalan. Ia berharap, atlet-atletnya dapat terus berlatih dengan disiplin, tidak cepat bosan dan mampu meraih prestasi tinggi.

"Latihan itu menyehatkan, mendisiplinkan, dan bisa membuka masa depan. Kalau kalian jadi juara, kalian akan dikenal di mana-mana," pungkasnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top