
Sekertaris Dispora Kukar Syafliansyah (Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara (Kukar) mengambil langkah adaptif untuk menjaga keberlanjutan pembinaan atlet meski berada di tengah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah pusat.
Sekretaris Dispora Kukar, Syafliansyah, menyampaikan bahwa Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 membuat seluruh sektor, termasuk olahraga, harus melakukan penyesuaian.
Menurutnya, salah satu dampak yang paling terasa adalah pembatasan perjalanan dinas yang selama ini menjadi kebutuhan utama bagi atlet untuk mengikuti berbagai kejuaraan sebagai tolok ukur peningkatan prestasi.
"Dispora itu unik. Perjalanan dinas bukan untuk pegawai, tetapi untuk atlet yang harus bertanding di luar daerah. Dari situlah kita dapat melihat perkembangan dan kesiapan mereka," ujar Syafliansyah.
Ia menuturkan, sejumlah agenda kompetisi sempat tertunda akibat pengetatan anggaran. Namun saat ini muncul kabar baik mengenai kemungkinan adanya pelonggaran kebijakan, khususnya untuk persiapan Babak Kualifikasi (BK) Porprov 2026.
"Ada informasi bahwa beberapa ketentuan sedang ditinjau kembali. Untuk kebutuhan BK Porprov, kami masih menunggu kepastian. Secepatnya akan kami bahas bersama tim olahraga agar bisa menentukan langkah berikutnya," ungkapnya.
Syafliansyah menekankan, pembinaan atlet tidak bisa hanya mengandalkan latihan internal. Pengalaman bertanding, uji coba, dan partisipasi dalam berbagai event tetap menjadi komponen penting dalam mempersiapkan atlet menghadapi kompetisi besar.
"Latihan tanpa uji kompetisi itu kurang lengkap. Walaupun jumlah atlet yang bisa kita kirim berkurang karena keterbatasan anggaran, kami tetap berupaya agar tetap ada perwakilan yang mengikuti pertandingan," tegasnya.
Ia menambahkan, situasi serupa terjadi di banyak daerah lain sehingga koordinasi antar kabupaten/kota dinilai penting untuk memastikan pembinaan olahraga tetap berjalan.
"Kami berharap apa yang menjadi kendala saat ini bisa segera teratasi. Prinsipnya, kami tidak ingin pembinaan atlet berhenti atau menurun kualitasnya," tutup Syafliansyah. (adv/dri)