
Penampilan LADC di acara Simpang Odah Etam.(Dok: LADC)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Ditengah zaman kesenian modern, terdapat komunitas seni yang berada di Kecamatan Loa Kulu untuk terus menjaga warisan budaya daerah lewat seni tari.
Loon Art Dance Camp (LADC), sebuah wadah seni tradisional yang aktif menampung dan mengembangkan bakat anak muda dibidang seni tari tradisional.
Ketua Loon Art Dance Camp, Luspiansyah menceritakan, untuk komunitas ini telah terbentuk sejak Agustus 2023. Awalnya LADC lahir dari kegiatan ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 1 Loa Kulu dan SDN 003 Loa Kulu, tempat ia mengajar.
Dari kegiatan sekolah itu, munculah ide untuk membuat wadah yang lebih luas agar para siswa dan anak muda bisa terus mengekspresikan diri diluar jam sekolah.
"Tujuannya sederhana, kami ingin menyediakan tempat bagi anak-anak muda Loa Kulu agar bisa menyalurkan bakatnya dibidang seni, terutama tari tradisional," ujar Luspiansyah pada Kutairaya.com saat dihubungi, Kamis (23/10/2025).
Nama Loon Art Dance Camp ternyata memiliki makna yang dalam, kata Loon sebenarnya gabungan huruf antara Loon dan Art, yang berarti bulan dan seni.
Bulan sendiri dipilih sebagai simbol penerang ditengah gelap malam, ibaratkan seperti seni tari yang menjadi cahaya dan penghidup suasana.
LADC saat ini berfokus pada pelestarian tarian tradisional Kalimantan, seperti Tari Jepen, Tari Dayak dan tarian khas pedalaman lainnya.
Hingga kini, jumlah anggota di LADC mencapai sekitar 20 orang, yang sebagian besar berasal dari jenjang SMP dan SMA di sekitar Loa Kulu.
"Kita memang fokus pada tari tradisional. Karena kalau bukan kita yang melestarikan siapa lagi. Sekarang banyak anak muda yang justru lebih tertarik pada kesenian luar daerah seperti jaranan atau kuda lumping," jelasnya.
Selama dua tahun berjalan, LADC sudah beberapa kali tampil diberbagai acara, baik tingkat Kecamatan maupun Kabupaten. Salah satu penampilan mereka di Simpang Odah Etam Tenggarong serta beberapa acara kedinasan.
"Kami berharap pemerintah daerah bisa lebih memperhatikan komunitas seni lokal. Bukan hanya sekadar peninjauan, tapi juga memberikan dukungan, misalnya dengan melibatkan kami dalam event-event daerah," tambahnya.
Ia berharap, LADC ini bisa semakin dikenal luas dan menjadi bagian penting dalam upaya menjaga identitas budaya Kukar, dan ia juga berharap, komunitas ini bisa mendapat lebih banyak dukungan agar dapat terus berkembang dan menjangkau lebih luas.
"Harapan kami, LADC bisa menjadi wadah yang berkelanjutan. Bukan hanya tempat belajar menari, tapi juga sarana untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya Kutai," harapnya. (*zar)