• Senin, 08 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Penampilan Kostum Dari TKC.(Dok:TKC)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Tenggarong Kutai Carnival (TKC), sebuah komunitas seni asal Kutai Kartanegara, yang sejak 2012 setia memperkenalkan budaya Kutai melalui kostum yang unik dan kreatif.

Ketua TKC Rhifi Dolly menjelaskan, sebelumnya TKC ini bernama Kukar Festival Art Carnival (KFAC), namun berjalannya waktu, KFAC berubah menjadi TKC.

"TKC ini dulu namanya KFAC, yang dibentuk oleh Dinas Pariwisata Kukar tahun 2012, kemudian datang Ibu Sri Wahyuni, yang sekarang menjabat sebagai Sekdes di salah satu desa di Kukar. Beliau ini yang jadi sosok penting dalam lahirnya TKC," ungkap Rhifi pada Kutairaya.com melalui via telepon, Senin (13/10/2025).

Digantinya nama menjadi Tenggarong Kutai Carnival (TKC) bukan tanpa alasan, ia menyampaikan, pergantian ini mencerminkan fokus baru mereka.

"Nama TKC dipilih karena kami ingin setiap tema yang kami angkat selalu berkaitan dengan tanah Kutai Kartanegara. Bukan cuma soal fashion, tapi lebih ke arah pelestarian budaya dan kearifan lokal," jelasnya.

Meski dari Kukar, TKC tidak menutup diri untuk berkembang lebih luas, yang saat ini pihaknya sudah menyentuh tema dari budaya Kaltim.

"Kami mulai menyentuh tema dari budaya Kaltim, karena pada dasarnya budaya di sini saling terhubung," katanya.

Lebih lanjut, ia menceritakan, di tiga tahun awal, TKC mendapat pelatihan langsung dari Jember Fashion Carnival (JFC), salah satu karnaval terbesar di Indonesia.

"Kami belajar tentang standar karnaval, mulai dari kostum, tata rias, koreografi, sampai cara tampil di panggung, ilmu tersebut kami dapat dari JFC," tambahnya.

Setiap tahun, TKC selalu menampilkan tiga tema yang biasanya berkaitan dengan flora, fauna dan kesenian lokal.

"Kami ingin menyampaikan cerita budaya lewat kostum, jadi setiap kostum itu bukan sekedar indah, tapi juga punya makna, itu cara kami memperkenalkan Kukar dengan cara yang berbeda, contohnya yang sudah kami tampilkan seperti Belian, Hudog dan lainnya," ungkapnya.

TKC bukan hanya jadi tempat salurkan hobi, tapi juga jadi wadah edukasi seni. Saat ini, TKC memiliki dua kelompok talent, yaitu talent kids dan talent dewasa , dengan total anggota mencapai lebih dari 100 orang.

"Kami rangkul semua usia, banyak anak-anak yang ikut dari kecil dan tumbuh bersama kami," sebutnya.

Dari segi ajang yang diikuti pun, TKC cukup membanggakan daerah Kukar ataupun Kaltim, pada tahun 2012, TKC pernah mewakili Indonesia dalam ajang Tournament of Roses di Pasadena, California. Mereka berhasil meraih peringkat keempat dunia.

Mereka juga pernah tampil di Istana Negara dalam Pawai Budaya 17 Agustus 2014, mewakili Kalimantan Timur dan meraih peringkat ke 7 nasional.

"Untuk tantangan yang paling berat itu bukan ide atau kostum yang dibuat, tapi mencari generasi baru yang mau aktif dan terlibat. Banyak anggota senior sudah sibuk dengan pekerjaan, sehingga regenerasi jadi PR penting bagi kami," paparnya.

Mengenai dukungan dari pemerintah, pihaknya mengakui sangat membantu untuk TKC, contohnya seperti tahun lalu, TKC telah dipercaya menggelar show tingkat Kaltim yang melibatkan komunitas dari berbagai kabupaten kota di Kaltim.

"Kami berharap TKC bisa menjadi inspirasi bagi komunitas karnaval lain di Kaltim, suatu hari nanti 10 kabupaten atau kota di Kaltim bisa menggelar karnaval serentak bersama-sama, dan memperkenalkan budaya mereka dalam satu event," tukasnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top