
Sekda) Kukar Sunggono usai membuka Forum Jasa Konstruksi Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2025.(Foto:Ridwan/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutai Kartanegara Sunggono mengapresiasi pembentukan Forum Jasa Konstruksi Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2025.
Menurutnya, Forum Jasa Konstruksi bukan sekedar forum teknis biasa, melainkan ruang strategis kokreasi antara pemerintah, penyedia jasa, asosiasi dan masyarakat.
Hal ini diungkapkan Sunggono usai membuka Forum Jasa Konstruksi Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2025, di Hotel Grand Fatma Tenggarong, Kamis (9/10/2025).
"Kami mengapresiasi kepada pihak-pihak yang telah menginisiasi kegiatan ini, karena memang forum jasa konstruksi ini bukan sekedar forum biasa, tapi merupakan suatu forum atau ruang strategis karena mengkreasikan antara usul pemerintah, penyedia jasa, asosiasi, dan masyarakat," ungkapnya.
Ia mengakui, Forum ini juga menjadi mekanisme resmi dimana akan bersinergi dengan berbagai pihak, khususnya yang berkenaan dengan upaya kita mempercepat realisasi kegiatan sesuai dengan RPJMD Kukar 2025-2029.
"Dengan dasar asumsi bahwa semestinya nanti setelah forum ini efektif berlangsung, dan berfungsi, mudah-mudahan tidak ada lagi sekat-sekat di antara penyedia jasa, pemerintah, dan masyarakat yang ada hubungannya dengan pembangunan infrastruktur di Kutai Kartanegara," terangnya.
Ia juga berharap, melalui forum ini nantinya mendorong inovasi teknologi konstruksi yang ramah lingkungan.
"Saya perlu sedikit mengkritisi, meskipun mungkin kurang nyaman didengar, karena saya mendapat kritikan juga dari masyarakat. Misalnya yang sederhana, di antara yang dimaksud ramah lingkungan itu, yang tidak menebang pohon. Tapi yang terjadi beberapa waktu terakhir ini kan untuk menata beberapa kawasan itu habis pohon segalanya," terangnya.
"Karena dalam pengertian ini bukan berarti pohon itu hanya karena buahnya yang dimanfaatkan dan dinikmati, tapi pohon juga mengeluarkan oksigen, menghisap karbon dioksida, dan sebagainya, di situ ada semut, burung, ulat, dan lain-lain yang juga makhluk Allah, makhluk Tuhan yang juga patut dihidup, " tuturnya.
Artinya lanjut Sunggono, kedepan dirinya minta kepada teman-teman, khususnya dari Dinas PU dan juga penyedia jasa, jangan karena kepentingan ingin mudah mengerjakan proyeknya, tapi kepentingan akhiratnya dilupakan.
"Mudah-mudahan kedepan tidak terjadi lagi. Saya bayangkan lagi yang di jalan Ahmad Yani itu pohon sudah habis semuanya. Saya juga berpesan yang pertama berusaha untuk berinovasi untuk bagaimana pembangunan itu bisa lebih green building termasuk modular construction. Saya kira mungkin harus diperhatikan, kemudian ini juga penting bagaimana mengupayakan transparansi, akuntabilitas dan efisiensi penggunaan anggaran," pungkasnya. (One/Adv)