Kegiatan Pembukaan Youth Red Cross Competition (YRCC) Tingkat Kabupaten Kukar tahun 2025.(Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menggelar agenda tahunan, yakni Youth Red Cross Competition (YRCC) tingkat kabupaten 2025.
Kegiatan yang digelar selama 4 hari, mulai tanggal 2-5 Oktober di halaman parkir Stadion Rondong Demang Tenggarong, diikuti 1.500 peserta dari murid SD, SMP hingga SMA atau tergabung dalam organisasi Palang Merah Remaja (PMR).
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono mengatakan, kegiatan YRCC ini merupakan bentuk peningkatan SDM yang perlu dilakukan terus-menerus.
Karena saat ini yang perlu dibangun sebenarnya soft skill anak-anak, bagaimana mereka tumbuh jiwa kemanusiaannya, jiwa kepedulian terhadap sesama.
"Mudah-mudahan kegiatan ini nantinya betul-betul bisa membantu menumbuhkan kembali soft skill anak-anak kita, khususnya bagaimana mereka bisa peduli terhadap sesama, menumbuhkan rasa kerelawanan. Peserta berasal dari seluruh Kecamatan di Kukar, mudah-mudahan ini bisa menumbuhkan moral yang bagus bagi generasi muda di masa depan," ujar Sunggono, Jumat (3/10/2025).
Sementara itu, Ketua Markas PMI Kukar, Ismed menerangkan, kegiatan YRCC Tingkat Kabupaten Kukar tahun 2025 merupakan ajang berkumpul adik-adik PMR yang selama ini berada di sekolah mereka masing-masing.
"Mulai dari PMR Mula itu ada adik-adik kita SD dan Madrasah, di PMR Madya yang berada di SMP maupun di MTS, kemudian PMR Wira yang berada di SMA maupun di Madrasah Aliyah," jelasnya.
Total ada 69 sekolah yang ikut dalam kegiatan ini, terdiri 5 sekolah dari PMR pemula, 29 sekolah dari PMR madya dan 35 sekolah dari PMR Wira, sehingga total peserta 1.500 pelajar didampingi guru, pelatih, pembina pendamping dari PMR di sekolah masing-masing.
"Jadi Palang Merah Remaja ini memang sebagai sarana kita dari Palang Merah Indonesia, bagaimana kita melakukan pengembangan pembinaan SDM. Kita ingin mempersiapkan PMR, ada calon-calon relawan masa depan," ucapnya
Ia menambahkan, bagaimana mereka sudah dipersiapkan dari usia dini.
Mereka sudah diperkenalkan bagaimana kepalangmerahan, bagaimana mereka menghadapi minimal pertolongan pertama pada saat ada kecelakaan, kondisi-kondisi genting atau darurat dan kebencanaan di lapangan.
"Artinya pembinaan sejak usia dini ini adalah untuk membentuk mental mereka, sebagai seorang relawan yang tangguh, yang siap turun dalam situasi kondisi apapun. Karena namanya bencana itulah kondisi yang sangat terbatas," ucapnya. (dri)