• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Bangunan Rumah Sakit di Kukar (Andri Wahyudi/Kutairaya)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Rencana pembangunan Rumah Sakit Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada tahun 2025, tidak bisa dilaksanakan karena ada beberapa faktor.

Hal ini terkait adanya efisiensi anggaran dan lahan yang belum representatif atau tidak memungkinkan untuk dibangun rumah sakit.

Pembangunan yang telah direncanakan sejak tahun 2024 lalu ini, diharapkan dapat mendekatkan pelayanan kesehatan bagi warga Kembang Janggut dan sekitarnya.

Ketua Tim Sarana Prasarana Bidang, Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, Budy Setiawan menjelaskan, rencana ini merupakan usulan dari warga yang kebetulan juga Bupati Kukar sebelumnya ada keinginan kuat untuk membangun rumah sakit di Kembang Janggut.

"Setelah Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) kita tindak lanjuti dengan Brida (Badan Riset dan Inovasi Daerah). Kita buat tim, kemudian kita survei ke sana. Ada satu lokasi yang ditawarkan, itu kurang lebih sekitar 15 sampai 17 kilo dari titik Puskesmas Kembang Janggut," jelas Budy, Kamis (2/10/2025).

Lokasinya terletak di jalan poros ke area sawit jalan alternatif menuju ke Mahulu atau Melak.

Kondisinya memang luas, tapi belum ada hasil resmi waktu itu, hasil tinjauan ulang sementara.

"Kalau untuk pembangunan rumah sakit memang harus menurunkan dana besar. Karena posisinya agak lereng, kalau luasan sekitar 5 atau 6 hektare," ujarnya.

Ia megatakan, lahannya sudah siap dan lahan itu memang dihibahkan untuk pembangunan rumah sakit.

"Ketika tim mengecek, kondisinya agak jauh masuknya, jadi ini jalur poros, kita masuk ke dalam, ini area sawit semua, sawit ini masih punya orang. Jadi masuk lagi ke dalam, baru area sawit yang rencana dihibahkan," tuturnya

Posisi lahan yang dihibahkan tersebut, konturnya lereng dan dikhawatirkan bergerak.

Sedangkan di Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) terbaru untuk bangunan rumah sakit atau puskesmas dan pusban itu, tidak diperbolehkan kalau kondisi tanahnya berbentuk lereng, karena hitungannya banyak.

"Setelah kita cermati, waktu itu masih camatnya Halim. Kami mendorong agar cari alternatif lain. Jadi kita ada perbandingan.
Namun sampai beliau pensiunpun tidak ada tindak lanjut. Dari Brida pun menyatakan, secara lisan waktu itu, kalau lahan itu belum memungkinkan, dia tidak representatif. Jadi, coba dulu kita bicarakan lagi, siapa tahu ada unsur-unsur lain yang mau membantu, termasuk mungkin dari ATR BPN, ada lahan pembanding," bebernya.

Sementara ini belum ada rencana pembangunan rumah sakit di Kembang Janggut, karena ada efisiensi sehingga tidak dianggarkan.

Selain itu, Dinkes sudah berencana di Rumah Sakit Kembang Janggut itu mau membuat pelayanan gawat darurat dan ruang rawat inap.

"Dengan tujuan untuk menampung pasien sementara, kita observasi dulu daripada orang langsung berangkat ke Rumah Sakit Kota Bangun atau malah keluar dari situ. Namun ada efisiensi, akhirnya batal," ujarnya.

Sementara itu, Plt Camat Kembang Janggut, Suhartono berharap agar rencana pembangunan rumah sakit di Kembang Janggut bisa segera direalisasikan.

Walaupun tahun ini belum bisa, mudah-mudahan tahun depan bisa kembali menjadi prioritas pemerintah kabupaten untuk membangunnya.

"Karena rumah sakit ini diperlukan oleh masyarakat di Kembang Janggut dan sekitarnya. Dengan adanya pelayanan kesehatan yang dekat, maka masyarakat akan terbantu sehingga tidak perlu lagi jauh-jauh harus ke Kota Bangun atau Tenggarong," ucapnya. (dri)



Pasang Iklan
Top