• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Ketua Tim Kerja Sarana Prasarana, Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Budy Setiawan.(Andri wahyudi/kutairaya)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar melakukan pengembangan di Rumah Sakit Muara Badak.

Pengembangan ini merupakan lanjutan dari pembangunan sebelumnya, berupa pemenuhan sarana prasarana (sarpras) pagar, lansekap taman, parkir dan sebagainya.

Ketua Tim Kerja Sarana Prasarana, Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Kukar, Budy Setiawan menjelaskan, terkait Rumah Sakit di Muara Badak ada beberapa pengembangan di sana.

Yang pertama itu, pekerjaan lanjutan untuk lansekap dan pagar. Kedua, pembangunan kompleks untuk sarana dan prasarana rumah sakit.

"Kalau lanjutan yang lansekap tadi itu, dia membuat lansekap taman, lampu dan sebagainya, termasuk parkir sama pagar. Itu kalau digabung nilainya kurang lebih sekitar sekitar Rp 14 miliar, termasuk jalan masuk rumah sakit," ujarnya, Kamis (2/10/2025).

Kemudian prasarananya itu dianggarkan kurang lebih sekitar Rp 55 miliar, yang mencakup pembangunan musala, rumah dokter, mes tenaga kesehatan dan rumah dinas.

Sehingga total anggaran mencapai Rp 69 miliar. Ia menambahkan, terkait di luar dari Rumah Sakit Muara Badak, seperti RSUD AM Parikesit, RSUD Dayakuraja Kota Bangun dan RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Samboja, mereka memakai pendanaan sendiri, ada dari APBD dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

"Mudah-mudahan pengembangan rumah sakit ini kontraknya selesai paling lama itu pertengahan Desember tahun ini. Kalaupun nanti kita lihat progresnya ada kekurangan atau apa, nanti kami tetap usulkan untuk tahapan selanjutnya di APBD murni di 2026," ujar Budy.

Ia menerangkan, untuk progres pemasangan pagar sudah sekitar 50 persen dan pekerjaan lansekap sekitar 45 persen, berdasarkan laporan dari pihak konsultan pengawas.

"Tapi kami tetap mendorong, jangan sampai nanti selesainya pas di kontrak, kalau bisa maju lah, karena mengingat kondisi keuangan Pemkab sekarang," tututnya.

Untuk target, lanjut Budy, pekerjaan lansekap bisa selesai akhir tahun ini, sedangkan pagar baru sekitar 60-70 persen.

Karena saat implementasi di lapangan, ada beberapa hal ditemukan permasalahan, misalkan kedalaman fondasinya harus 50 cm atau 1 meter.

"Tapi ketika kita melakukan pekerjaan, ketika lahannya sudah land clearing, ternyata kayak kubangan air. Jadi perlu penanganan khusus. Akhirnya dana-dana yang harusnya dengan uang Rp 3 miliar dapatnya 100 meter, tapi karena ada kondisi-kondisi kayak tadi, menyusut jadi sekitar 70 meter," ucapnya.

Ia menambahkan, secara keseluruhan pengembangan rumah sakit tinggal sarana prasarana pendukungnya, khususnya di Muara Badak.

Hal ini bakal berdampak kepada masyarakat sekitar, khususnya di Marangkayu dan Muara Badak.

Sehingga mereka tidak perlu lagi ke rumah sakit di Samarinda atau Bontang.

Selama ini warga Muara Badak berobat ke Samarinda, sedangkan warga Marangkayu berobat ke Bontang.

"Harapannya dengan adanya rumah sakit di Muara Badak ini mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sekitarnya," ucapnya. (dri)



Pasang Iklan
Top