• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Jamil Jais seorang atlet para atletik dengan kemampuan tuna daksa.(Achmad Nizar/KutaiRaya).


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Jamil Jais, seorang atlet atletik tuna daksa asal Desa Sebulu Modern, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), merupakan sosok inspiratif yang menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah tantangan untuk bisa berprestasi di dunia olahraga.

Pria kelahiran 1987 ini sudah menekuni olahraga para atletik sejak tahun 2004, saat masih duduk di bangku kelas 2 SMA.

Ia memulai karirnya sebagai atlet disabilitas yang dan masuk organisasi pada saat itu bernama Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC), kemudian berganti nama menjadi National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) pada tahun 2012, kini ia masih aktif dan eksis sebagai atlet NPCI Kukar.

Ia mengaku, olahraga para atletik sangat membantunya untuk mengasah kekuatan dan stamina tubuh.

"Saya tertarik dengan atletik karena olahraga ini menuntut kekuatan dan stamina yang mumpuni, selain itu, atletik juga membantu saya mengeluarkan energi dan menjaga kebugaran," ujar Jamil pada Kutairaya.com di Stadion Aji Imbut, Sabtu (20/9/2025).

Awal perjalanan Jamil sebagai atlet tidak mudah, dulu waktu pertama kali terjun kedunia atletik, kendala yang dihadapi adalah masalah transportasi menuju latihan, ditambah dengan keterbatasan dana. Namun, ia tetap semangat dan terus berlatih meskipun harus menghadapi berbagai tantangan tersebut.

"Pertama itu kendalanya masalah kendaraan, karena kan kita ini punya keterbatasan fisik, kemudian keterbatasan pendanaan juga, itulah keterbatasan saya adalah permasalahan kendaraan untuk menuju ke lapangan untuk latihan," katanya.

Selama bertahun-tahun menekuni atletik, ia juga telah banyak meraih berbagai prestasi. Ia mengatakan, kejuaraan ditingkat kabupaten dan provinsi, ia selalu meraih medali emas, dan prestasi tertingginya adalah medali perak di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) 2021 di Papua.

Selain itu ditahun 2025, ia telah usai mengikuti Kejurprov para atletik yang digelar di Stadion Aji Imbut pada 18-20 September 2025 dan berhasil meraih dua medali emas di Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) dalam kelas tanding 100 dan 200 meter.

Menjadi atlet disabilitas pastinya pernah mengalami fase ingin menyerah dan down, namun hal seperti itu bisa diatasi oleh Jamil.

Ia menyampaikan, bahwa selama di fase seperti itu, ia selalu berusaha berpikir positif dan menjaga motivasinya untuk terus berkembang.

Menurutnya, bonus atau reward dari Pemerintah dan rasa kekeluargaan antar sesama atlet disabilitas adalah motivasi utama untuk terus bertahan dan berprestasi.

"Ya saya menanggapinya berpikir positif aja ya , kedepannya bagaimana saya itu bisa tetap eksis supaya stamina saya itu tetap terjaga. Kemudian juga yang bisa memotivasi kami itu adalah masalah bonus dan adanya rasa kekeluargaan kami sesama disabilitas itu yang memotivasi kami," paparnya.

Untuk menjaga performa, ia rutin berlatih minimal tiga kali seminggu di Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, latihan yang konsisten ini menjadi kunci agar stamina dan kekuatannya tetap terjaga.

Ia juga berpesan kepada masyarakat, khususnya yang memiliki anggota keluarga disabilitas, agar tidak perlu malu atau minder dengan keterbatasan fisik.

"Kawan-kawan yang disabilitas atau masyarakat yang disabilitas, yang mempunyai anak disabilitas, yang punya keluarga disabilitas, tolong jangan malu, jangan gengsi dengan keterbatasannya, karena saat ini masyarakat ataupun pemerintah sudah memberikan reward kepada kawan-kawan disabilitas ketika dia memiliki prestasi," pungkasnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top