• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Penampilan dari Yayasan Terminal Olah Seni pada Pembukaan Erau Adat Kutai 2025.(Foto: Achmad Nizar/Kutairaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Pembukaan Erau Adat Kutai 2025 berlangsung meriah dan penuh semangat. Penampilan yang dinanti-nanti yaitu drama kolosal yang bertema Semangat Juang Sultan Aji Muhammad Idris, dari Yayasan Terminal Olah Seni (TOS), sukses membuat para penonton yang hadir di Stadion Rondong Demang Tenggarong terpukau.

Drama ini bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan atas perjuangan Sultan Adji Muhammad Idris dalam menjaga marwah peradaban tanah Kutai.

Ketua Yayasan TOS sekaligus pimpinan tim produksi Deprianur, menyampaikan rasa syukurnya atas suksesnya pertunjukan tersebut.

"Alhamdulillah hari ini berjalan dengan lancar, semua kekhawatiran kami sebagai tim produksi bisa teratasi, anak-anak tampil luar biasa, semangat mereka sejalan dengan cuaca hari ini yaitu panas," ucap Deprianur pada Kutairaya.com usai pertunjukan di Pembukaan Erau Adat Kutai 2025 di Stadion Rondong Demang, Minggu (21/9/2025).

Dibalik penampilan yang luar biasa, bukan berarti mereka tidak ada tantangan atau kendala yang dihadapi. Ia menyampaikan proses latihan hanya dilakukan selama 28 hari, dalam waktu singkat itu, para peserta dituntut tak hanya menguasai gerakan tari, tapi juga mendalami karakter dan ekspresi yang mendalam.

"Tahun ini bukan hanya menari, kami juga menuntut anak-anak untuk tampil berekspresi, menyatu dengan cerita, dan benar-benar hidup di atas panggung. Ini yang membuat pertunjukan lebih hidup dan kuat," katanya.

Lebih lanjut, penampilan ini melibatkan 400 orang, yang terdiri dari penari dan kru produksi, para peserta berasal dari berbagai daerah di Kukar, namun lebih dominan daerah seperti Tenggarong, Loa Kulu, Loa Tebu, hingga Jembayan dan Tenggarong Seberang.

Tahun ini jumlah peserta menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 800 orang, walaupun begitu semangat mereka tetap membara.

"Tahun ini kami memang harus menyesuaikan dengan anggaran, tapi kami tetap bekerja sepenuh hati, momen Erau ini juga jadi ajang silaturahmi antar seniman dan pencinta seni di Kukar," jelasnya.

Tema drama tahun ini dipilih berdasarkan tema Erau 2025, yaitu Menjaga Marwah Peradaban Nusantara. Menurutnya, kisah Sultan Adji Muhammad Idris sangat relevan dengan tema tersebut, karena menggambarkan perjuangan dalam melawan ketidakadilan dan mempertahankan tanah Kutai.

"Sultan Idris itu bukan hanya tokoh Kutai, dia juga turut membantu perjuangan di Tanah Wajo melawan VOC, dan menegakkan keadilan, jadi sangat cocok dengan semangat Erau tahun ini," tuturnya.

Meski keterbatasan anggaran, tim TOS berharap, bisa terus dipercaya untuk menampilkan karya-karya seni terbaik di Erau tahun depan.

"Harapannya, tahun depan kami bisa kembali dipercaya, dan tentu dengan dukungan anggaran yang lebih memadai agar bisa mewujudkan konsep utama kami yang lebih besar dan matang," harapnya.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Kukar Thauhid Afrilian Noor, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas penampilan dari Yayasan Terminal Olah Seni.

Ia menekankan, drama ini berhasil mengangkat nilai-nilai sejarah dan kebudayaan Kutai dalam peradaban Nusantara.

"Tema Erau tahun ini adalah menjaga marwah peradaban Nusantara, dengan mengangkat kisah pahlawan seperti Sultan Idris, kita menunjukkan bahwa Kutai memiliki peran penting dalam membangun dan menjaga kedaulatan bangsa ini," pungkasnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top