Sekda Kukar Sunggono.(Foto: Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) telah menetapkan Kecamatan Marangkayu, Anggana, dan Muara Badak menjadi sentra industri perikanan yang akan menopang bahan pangan di Kalimantan Timur (Kaltim).
Potensi perikanan yang dimiliki ketiga wilayah ini menjadi harapan baru Kukar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Penetapan kawasan industri ini juga sejalan dengan visi-misi serta program Kukar Idaman Terbaik tahun 2025-2029.
Hal ini juga sebagai pengganti industri ekstraktif yang kian tahun akan habis.
Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono mengatakan Marangkayu, Muara Badak, dan Anggana itu menjadi kawasan sentra perikanan yang sudah direncanakan sebagai penopang Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Pemerintah saat ini lebih banyak membantu dari Industri Kecil Menengah (IKM), untuk itu kita akan mengandalkan agar dari daerah, bisa memaksimalkan potensi alam agar dapat menghasilkan produk bernilai," ucap Sunggono, Selasa (16/9/2025).
Intinya, lanjut dia, ketiga wilayah tersebut akan menjadi salah satu tumpuan dalam mendongkrak PAD dari sektor Sumber Daya Alam terbarukan.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sayid Fathullah mengatakan kawasan industri ini nantinya digarap oleh Provinsi Kaltim, juga melibatkan Kota Bontang dan Kabupaten Kukar.
Menurutnya, membangun kawasan industri bersama di wilayah tersebut perlu disiapkan seluruh infrastrukturnya untuk mendukung industri lainnya di Kaltim.
"Dengan fokus pengembangan di sektor perikanan, karena wilayah pesisir berdekatan dengan pelabuhan laut, jadi memang sektor perikanan, perkebunan, pertanian, dalam arti luas juga di situ," kata Fathullah.
Pihak Disperindag Kukar sangat mendukung adanya kawasan industri di wilayah tersebut, yang pasti visinya itu untuk mendukung IKN nantinya.
"Kami beberapa waktu lalu, ikut hadir beberapa kali di provinsi. Dan kami mengusulkan pembangunan pelabuhan laut bersama antara Bontang Selatan dengan Marangkayu," tuturnya.
Ia mengatakan, nanti pelabuhan laut itu bisa dikelola bersama, di mana Kukar yang selama ini tidak punya pelabuhan laut sehinga tidak punya catatan ekspor, nantinya akan memiliki pelabuhan laut sendiri untuk mengekspor bahan-bahan mentah atau barang-barang produksi hilirisasi.
"Selama ini kan kita mengikuti pelabuhan laut di Samarinda, Palaran dan Balikpapan, akibatnya kita punya bahan baku, tapi yang punya catatan ekspornya itu ternyata Balikpapan dan Samarinda. Kukar tidak tercatat ekspornya, tapi bahan-bahan baku kita rata-rata itu semuanya ada di Kukar," tutupnya. (Dri)