
Ketua DPRD Kukar, Ahmad Yani.(Foto:Indri)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Ketua DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), Ahmad Yani, menegaskan bahwa kawasan kuliner yang akan dikembangkan di daerah harus dikelola secara profesional agar benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.
Hal itu ia sampaikan dalam keterangannya pada Selasa (2/9/2025).
Menurutnya, meskipun banyak penjual yang menawarkan produk serupa, kreativitas tetap menjadi kunci utama dalam membedakan satu lapak dengan yang lain.
"Perbedaan-perbedaan antara penjual yang satu dengan yang lain itu dari kreasinya. Walaupun sama, tetapi bisa dibuat menarik," ungkapnya.
Ia menjelaskan, sektor kuliner harus menjadi prioritas utama karena menyangkut banyak hal, mulai dari mutu produk yang dijual, kehalalan, kebersihan, hingga penataan. Semua aspek itu, kata dia, sangat menentukan kepuasan konsumen dan keberlanjutan usaha para pelaku UMKM.
Selain itu, kawasan kuliner juga bisa dikolaborasikan dengan kegiatan lain seperti workshop maupun event tematik. Ahmad Yani menilai, adanya kegiatan pendukung dapat meningkatkan daya tarik kawasan kuliner dan sekaligus menambah nilai tambah bagi pelaku usaha.
Terkait pengelolaan, ia mengingatkan agar tidak dilakukan secara asal-asalan. Menurutnya, jika Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tidak mampu menjalankan tugas itu, maka peran swasta atau bahkan lembaga layanan umum daerah bisa menjadi alternatif.
"Artinya harus dikelola profesional, sama seperti mal. Mulai dari parkir, arus keluar masuk pengunjung, hingga kenyamanan manusia yang ada di dalamnya,"tegasnya.
Ahmad Yani juga menyoroti pentingnya fasilitas pendukung seperti keamanan, pemadam kebakaran, dan standar keselamatan (safety). Semua itu, menurutnya, harus dipikirkan matang agar kawasan kuliner benar-benar layak dan nyaman dikunjungi.
Ia menilai, pengelolaan kawasan kuliner memang tidak jauh berbeda dengan manajemen sebuah pusat perbelanjaan modern. Karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang profesional dan berpengalaman dalam bidang pengelolaan area publik.
"Kalau ingin bertahan lama, kawasan kuliner ini harus dikelola dengan serius. Tidak cukup hanya menyediakan lapak, tetapi juga bagaimana mengatur keseluruhan ekosistemnya," tambahnya.
Dengan pengelolaan yang baik, ia optimistis kawasan kuliner bisa menjadi salah satu magnet ekonomi baru di Kukar. Selain menggerakkan UMKM lokal, keberadaan kawasan tersebut juga diharapkan mampu meningkatkan pariwisata daerah. (adv)