• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Lahan Pertanian Padi di Kukar.(Andri Wahyudi/KutaiRaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Hasil produksi padi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mengalami penurunan pada tahun 2024 sebanyak 40,93 kwintal per hektar, dibanding tahun 2023 sebanyak 43,36 kwintal per hektare. Data ini berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kukar. Penurunan ini dipengaruhi beberapa faktor salah satunya ketersediaan air di lahan pertanian.

Kepala BPS Kukar, Mursinah menjelaskan bahwa mengacu pada Survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kutai Kartanegara itu pengamatan tanaman pangan, seperti jagung dan padi. Dari tanam itu setiap empat bulan diamatin, terutama sudah mau panen baru dilakukan.

"Kalau sukses sampai panen, kita melakukan yang namanya ubinan, untuk mengukur produktivitas. Jadi per hektarnya itu berapa ton, menghasilkan berapa ton. Empat bulan sekali di wilayah-wilayah yang sudah menjadi sampel itu sudah panen atau belum kalau sudah sudah panen kita melakukan itu penghitungan produktivitas," ujar Mursinah Jumat (8/8/2025).

Untuk pengamatan ini menggunakan sampel. Bukan berarti satu hektare itu dipanen baru ditimbang. BPS punya ubinan. Ubinan itu adalah alatnya untuk mengukur pada petaknya nanti yang bisa menggambarkan ini adalah untuk satu hektare berapa.

Fokusnya pada tanaman padi dan jagung juga begitu cuman untuk yang jagung ini mirip-mirip cuman jagung kering setelahnya panen kering, istilahnya panen kering.

"Untuk wilayah tanaman pangan tersebar di beberapa kecamatan yakni Tenggarong Seberang, Kota Bangun, Loa Kulu, Tenggarong," jelasnya.

Sementara Kabid Sapras Distanak Kukar, Muhammad Rifani mengatakan bahwa terkait penurunan hasil produktivitas padi ini bisa disebabkan karena ketersediaan sumber air dan kondisi tanah.

"Sumber air menjadi salah satu pengaruhnya, karena kita hampir mengandalkan tadah hujan," tegasnya, Jumat (8/8/2025).

Untuk itu, Distanak berupaya untuk pemenuhan kebutuhan saluran irigasi yang terintegrasi misalnya antara saluran sekunder ke tersier dari primer,

Kemudian beberapa waktu lalu juga ada instruksi dari Menteri Pertanian, Distanak Kukar untuk mendata. Dan saat ini tengah dilakukan pendataan, kebutuhan indikasi perpompaan. Ini dalam rangka mengatasi kebutuhan air.

"Jadi upayanya dengan pengadaan perpompaan, kebutuhan-kebutuhan dilakukan termasuk program dari TNI TMMD ada sumur bor juga mereka bangun bentuk air dan sumur bor," ujarnya.

Selain itu, upaya yang dilakukan adalah pembangunan infrastruktur pengairan, jalan usaha tani termasuk pemanuhan rasio kebutuhan alat mesin pertanian. Baik musim pengolah tanah pernah panen sampai ke pasca panennya.

Ia menambahkan bahwa saat ini Distanak Kukar fokus di 10 kecamatan untuk pertanian pangan diantaranya, Kecamatan Kota Bangun, Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Kulu, Loa Janan, Anggana, Samboja, Marangkayu, Sebulu, dan Muara Kaman.

"Tapi kita tidak meninggalkan kecamatan lain. Tapi lebih di priorisasi 10 kecamatan ini," imbuhnya. (dri)



Pasang Iklan
Top