• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Infrastrujtur jalan retak akibat pergeseran tanah (foto : Pemdes Kota Bangun Ulu)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Sejumlah jalan dan rumah warga desa di Kecamatan Kota Bangun mengalami rusak akibat pergeseran tanah. Seperti di Desa Kota Bangun Ulu. Pergeseran tanah ini diduga disebabkan oleh faktor alam yang tak menentu.

Kepala Desa Kota Bangun Ulu Khairul Umam menjelaskan, pergesran tanah di desa ini terjadi di RT 12, 14, 15 dan 16. Akibat dari pergesran tanah ini sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan, diantaranya infrastruktur jalan, jembatan dan pos ronda dan rumah warga.

"Peristiwa ini terjadi sejak Senin (4/8/2025), pergerakan tanah atau amblas ini sekitar 20-50 Cm," kata Khairul Umam pada Kutairaya, Rabu (6/8/2025).

Akibat pergeseran tanah, ada 12 rumah warga yang terdampak. Kondisi rumah warga saat ini masih dihuni, karena yang terdampak hanya bagian teras atau halaman.

Atas peristiwa ini, pemerintah desa langsung berkoordinasi dengan pihak terkait baik pemerintah kecamatan hingga pemerintah daerah. Melalui koordinasi tersebut, pihak terkait dalam waktu dekat akan meninjau lokasi kejadian.

Akses jalan yang kondisinya retak masih bisa dilewati, namun harus berhati hati. Karena tak menutup kemungkinan akan terjadi pergeseran tanah susulan.

Ia mengaku, pergeseran tanah ini sering kali terjadi karena setelah musim penghujan dan memasuki musim kemarau serta hujan kembali. Hal ini membuat kontur tanah menjadi lemah.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat Desa Kota Bangun Ulu, terlebih yang masih bertempat tinggal untuk lebih waspada. Jika mengalami tanda tanda pergeseran, maka harus segera keluar dari rumah.

"Intinya kami di desa ini tak hanya berdiam diri. Kami masih melakukan pemantauan di lokasi , untuk data Kepala Keluarga masih diidentifikasi," ucapnya.

Sementara itu Koordinator Lapangan BPBD Kukar Eko Suryawinata menyebutkan, telah menerima laporan dari masyarakat setempat.

"Kita akan melakukukan pemantauan lokasi kejadian dan melakukan penanganan," sebut Eko Suryawinata. (ary)



Pasang Iklan
Top