• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kukar.(Andri Wahyudi/KutaiRaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Sebanyak 18 desa di Kutai Kartanegara masih rawan pangan, hal ini berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan. Desa yang masuk kategori rawan pangan ini salah satunya karena tidak adanya lahan pertanian di daerah tersebut.

Adapun desa-desa diantaranya Desa Sepatin, Muara Pantuan, Teluk Bingkai, Kota Bangun Seberang, Sebelimbingan, Santan Ulu, Badak Mekar, Sungai Bawang, Rantau Hempang, Kupang Baru, Liang Buaya, Muara Aloh, Tani Bakti, Muara Wis, Sebemban, Enggelam, Muara Enggelam, dan Desa Lekaq Kidau.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kukar Ananias mengatakan, daerah rawan pangan ini ditetapkan oleh pemerintah karena memperhatikan beberapa aspek yang mempengaruhi seperti, lahan pertanian, sarana pendukung, akses jalan, saluran air bersih, pelayanan tenaga kesehatan.

"Yang pasti kriteria ini sangat mempengaruhi daerah tersebut masuk kedalam rawan pangan. Dan saat ini belum bisa terpenuhi pangan karena jangkauan daerah yang cukup jauh membuat distribusi pangan terhambat," ujarnya Senin (4/8/2025).

Kemudian ada beberapa kendala yang dihadapi untuk mengubah status daerah pangan ini menjadi daerah penghasil pangan. Karena akses terbatas serta lahan yang tidak mendukung untuk menanam bahan pangan.

"Tentu untuk mengatasi daerah rawan pangan ini butuh kolaborasi antar OPD di Kukar, sehingga bisa mengakomdir kebutuhan pangan masyarakat, khususnya di 18 desa rawan pangan,"jelasnya.

Ia menyebut, tahun ini Dinas Ketahanan Pangan memberikan bantuan 3.600 paket kepada desa yang rawan pangan, dengan pagiuanggaran Rp 1,8 miliar.

"Harapan kami dengan adanya kolaborasi semua pihak bisa membantu daerah rawan pangan ini," katanya

Sementara itu, Kepala Desa Muara Enggelam, Madi mengatakan, Muara Enggelam masuk daerah rawan pangan, mengingat selama ini masih ketergantungan terhadap bahan pangan dari desa lain. Dan lahan tanpa daratan di Muara Enggelam bisa menjadi faktor yang mempengaruhi status daerah rawan pangan.

"Kalau untuk mendapatkan bahan pangan mudah saja, namun di Muara Enggelam tidak ada lahan pertanian karena daerahnya merupakan perairan,"ujarnya.

Ia berharap kepada pemerintah bisa lebih lagi memperhatikan daerah yang masih rawan pangan di Kukar, seperti di Desa Muara Enggelam lebih diprioritaskan lagi untuk ketahanan pangannya. (dri)



Pasang Iklan
Top