• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Ilustrasi tenaga kesehatan hewan. (Foto: Halodoc)


SAMARINDA,(KutaiRaya.com): Kalimantan Timur (Kaltim) masih menghadapi kekurangan tenaga medis hewan. Kondisi ini berdampak pada layanan kesehatan yang belum optimal. Di sejumlah wilayah, fasilitas seperti puskesmas hewan bahkan tidak memiliki dokter sama sekali.

Menanggapi persoalan tersebut, Universitas Mulawarman (Unmul) tengah menyiapkan pembukaan Program Studi Kedokteran Hewan. Langkah ini dipandang penting untuk menjawab kebutuhan tenaga kesehatan yang juga berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat.

“Mau tidak mau kita ini sangat terkait dengan kesehatan hewan ternak, bahkan hewan peliharaan. Termasuk juga dalam hal ini menjaga kesehatan masyarakat itu sendiri. Karena ada penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia,” ujar Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Unmul, Siti Khotimah, Senin (04/08/2025).

Khotimah menyebut, ketersediaan dokter hewan di Kaltim belum memadai, baik dari sisi jumlah maupun sebaran di lapangan.

“Kaltim sangat membutuhkan terhadap kesediaan dokter hewan. Sebetulnya sudah ada, tapi belum bisa dikatakan cukup. Hal itu juga dikonfirmasi oleh Dinas Peternakan dan Hewan,” jelasnya.

Ia menambahkan, Unmul telah menyiapkan sarana prasarana, sumber daya manusia, dan kurikulum sebagai syarat dasar pendirian prodi. Jika proses administrasi berjalan lancar, penerimaan mahasiswa direncanakan dimulai tahun ajaran 2026.

“Sapras, SDM, dan kurikulum sudah kami siapkan karena itu adalah kewajiban minimal,” katanya.

Program bakal dibuka dengan kuota awal 50 mahasiswa dan direncanakan bertambah secara bertahap. Proses penerimaan akan mengikuti sistem nasional seperti UTBK, jalur prestasi, dan mandiri. Selain itu, terdapat peluang agar mahasiswa masuk dalam skema bantuan pendidikan dari pemerintah.

“Kami berharap, prodi ini mampu berkontribusi untuk peningkatan SDM dan kesiapan di Kalimantan Timur untuk menjawab berbagai persoalan yang ada. Karena mereka lulus, dan akan kembali ke Kaltim,” tambahnya.

Situasi kekurangan tenaga medis hewan turut menjadi perhatian DPRD Kaltim. Sekretaris Komisi IV, Darlis Pattalongi, menyebut kondisi ini sudah berlangsung cukup lama dan berdampak pada layanan dasar.

“Tenaga kerja kehewanan kita di Kaltim itu sangat kurang sekali. Banyak klinik hewan kita itu tidak punya dokter hewan, bahkan pada beberapa puskesmas hewan itu tidak tersedia tenaga dokter hewan,” ucap Darlis.

Menurutnya, kehadiran prodi kedokteran hewan dapat menjadi bagian dari solusi jangka panjang, tidak hanya untuk kebutuhan tenaga kerja, tapi juga penguatan ketahanan pangan dan pengendalian penyakit.

“Dengan adanya tenaga-tenaga kedokteran hewan, maka kasus seperti transfer penyakit dari hewan ke manusia bisa dicegah,” pungkasnya. (Skn)



Pasang Iklan
Top