Bank Sampah Kelurahan Bukit Biru, Tenggarong.(Foto: Andri Wahyudi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) terus mengajak masyarakat dalam menangani permasalahan sampah. Pemerintah tidak bisa sendiri mengatasi masalah yang kerap dihadapi di setiap daerah termasuk di Kukar.
Masalah seperti sampah ini sudah ada beberapa solusi yang diberikan kepada masyarakat, yakni dengan bank sampah. Bank sampah ini akan memilah sampah dari masyarakat untuk dijadikan sampah yang bernilai ekonomis.
Salah satu warga Tenggarong, Jaka mengatakan bahwa sampah ini penting untuk ditangani oleh pemerintah. Dengan memberikan tempat sampah disetiap sudut kota maupun di depan gang. Karena selama ini masyarakat masih mengeluhkan tempat yang jauh dari rumah mereka, dan hanya di taruh di tepi jalan.
"Harapan kami untuk tempat sampah ini bisa lebih diperbanyak lagi, tidak perlu besar yang penting ada khususnya ditempat umum." ujarnya Sabtu (2/8/2025).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar Slamet Hadiraharjo menjelaskan, penanganan sampah dari sektor hulu tidak bisa dibebankan kepada pengelolaan sampah di sektor hilir atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pihaknya terus menjalin komunikasi, informasi, dan edukasi kepada semua stakeholder agar sampah bisa dikelola dengan baik.
"Sehingga peran pemerintah dan masyarakat hingga anak-anak sekolah, diharapkan dapat sama-sama mengelola sampah secara mandiri, di bank sampah yang ada di tempat masing-masing." ujar Slamet
“Selama ini masyarakat hanya berpikir buang sampah ditempatkan sudah cukup. Kalau terus begitu, ujung-ujungnya sektor hilir seperti TPA akan kewalahan. Sekarang saja TPA kita sudah over kapasitas." ungkapnya.
Saat ini DLHK Kukar tengah memperkuat kehadiran bank sampah di berbagai kelurahan dan desa. Bank sampah diharapkan dapat mengurangi volume sampah rumah tangga, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga yang berpartisipasi.
"Dengan bank sampah ini, sampah akan dipilah, ditimbang, ditabung, lalu ditukar dengan uang atau kebutuhan harian masyarakat. Perlahan upaya kita ini bisa mengatasi masalah persampahan." ungkapnya. (Dri)