Beberapa produk handmade Siswa SMK 20.(Siti Khairunnisa/Kutairaya)
SAMARINDA,(Kutairaya.com): Ruangan kecil bernama Tefa di SMK 20 Samarinda selalu ramai selepas jam pelajaran. Di sanalah sekitar sepuluh siswa berkumpul hampir setiap hari untuk merangkai buket, menyusun gelang dan bros, hingga membuat gantungan kunci warna-warni, semuanya hasil handmade atau buatan tangan mereka sendiri.
Bukan sekadar kegiatan pengisi waktu, aktivitas ini merupakan bagian dari program kewirausahaan sekolah. Selama dua tahun terakhir, para siswa aktif memproduksi berbagai kerajinan untuk dipasarkan ke publik.
"Biasanya kami kumpul di situ. Kadang bikin buket, tapi lebih sering bikin yang kayak gini-gini," ujar salah satu anggota tim, Salsabila, Sabtu (02/08/2025).
Pembagian tugas dilakukan spontan, tergantung siapa yang datang lebih dulu dan produk apa yang sedang dikerjakan. Untuk urusan belanja bahan, para siswa dibantu guru pembina, sementara proses produksi seluruhnya mereka kerjakan sendiri.
"Guru pembina yang belanja, kami yang bikin," katanya.
Produk handmade yang dihasilkan beragam seperti gantungan kunci, tas, bros, cermin kecil, gelang, kalung, cincin, hingga buket bunga untuk acara wisuda atau perpisahan. Harganya bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp60.000, tergantung ukuran dan bahan.
"Yang paling laris itu gantungan-gantungan yang lucu. Sama yang lagi viral-viral gitu," tambahnya.
Penjualan dilakukan melalui pameran, acara sekolah, hingga platform online. Siswa juga mendapat bagi hasil dari penjualan, terutama jika mereka ikut menjaga stan atau membuat produk tertentu.
"Kalau kayak jaga stan kami dapat juga dari hasilnya. Kalau bikin buket sendiri juga nanti dihitung," tuturnya. (skn)