Pembangunan drainase di Jalan Mangkuraja.(Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Proyek peningkatan sistem drainase perkotaan, yang berada di Jalan Mangkuraja, tepatnya di antara Jalan Melak 1 dan 2 Kelurahan Loa Ipuh menuai sorotan. Pasalnya, proyek senilai Rp.812.079.424 yang mulai pengerjaannya terhitung sejak 14 Mei 2025 sesuai dengan nomor kontrak P.422/DPU/SDA/600.1.2.1/5/2025, dengan jangka waktu pelaksanaan 90 hari kalender, belum kunjung rampung, padahal tinggal beberapa hari batas waktu akan berakhir.
Sejak proyek itu berjalan, pelaksana pekerjaan menutup total jalan utama tersebut. Warga yang biasa melalui jalur itu harus memutar alur ke Jalan Melak 1, ke Maluhu kemudian ke Melak 2 baru ke Jalan Mangkuraja, begitupun yang arah sebaliknya. Selain dikeluhkan warga yang biasa melintas dijalan tersebut karena kondisinya ditutup total, warga sekitar terutama warga yang berjualan dikawasan tersebut mengeluh, sejak proyek drainase berjalan dan jalan ditutup total, omset penjualan pedagang anjlok dratis.
“Penjualan mengalami penurunan omset. Karena masyarakat atau konsumen itu tidak bisa melintasi jalan tersebut. Biasanya tabung LPG 3 Kg sebanyak 50 biji bisa habis terjual selama 2 hari, ini malah bisa 1 pekan. Di sini banyak yang berjualan seperti sembako, warung sayur dan lainnya," kata Erni, warga RT 24 Kelurahan Loa Ipuh, kepada Kutairaya.com di kediamannya, Kamis (31/7/2025).
Menurutnya akses menuju Jalan Mangkuraja ujung atau Triyu harus memutar arah ke Jalan Melak. Hal ini menghambat pekerjaan dan membuang waktu warga. Seharusnya pembangunan drainase sebagian bada jalan dulu, supaya aksesnya bisa dilewati kendaraan motor.”Tapi yang ada pembangunan ini tidak seperti itu, di bongkar seluruhnya dan jalan dialihkan," kata Erni.
Pembangunan drainase ini sudah lama dan banyak masyarakat yang mengeluh. "Dua hari terakhir, proyek itu dilembur. Ini sepertinya tinggal pengurukan dan cor," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Hardini. Ia mengatakan proyek drainase itu memotong jalan poros. Sehingga ini mempersulit aktivitas masyarakat.
"Saya mengantar anak sekolah biasanya lewat jalan poros Mangkuraja, tapi karena belum selesai maka harus muter keliling terlebih dulu," kata Hardini.
Warga mengaku mendukung program pembangunan pemerintah, tapi pembangunan ini juga harusnya segera diselesaikan.
Menyikapi permasalahan itu, Ketua Komisi III DPRD Kukar Farida menyebutkan, pihak rekanan atau kontraktor harus dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut tepat waktu. Kalau bisa sebelum waktu pekerjaan itu tiba, maka pekerjaan itu harus selesai.
"Mengingat waktu pekerjaan sebentar lagi tapi ini belum rampung, kontraktor harus melakukan percepatan dan tetap memperhatikan kualitas," sebut Farida.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kukar, Awang Agus menjelaskan, pembangunan drainase di Jalan Mangkuraja mencapai sekitar 85 meter, yang ditembuskan langsung ke Sungai Mahakam.
"Memang dalam pembangunan ini mengalami kendala ialah banjir dan air pasang. Pembangunan ini sudah mencapai 77,66 persen," jelas Awang Agus.
Adapun tujuan dari pembangunan ini ialah, mereduksi dampak banjir atau genangan di Melak I dan Melak II. Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang merasa terhambat aktivitasnya atas pembangunan ini. (ary)