Busiyah sedang mempersiapkan dagangannya.(Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Usianya sudah tak muda lagi, namun semangatnya untuk terus berjuang dalam menghadapi roda kehidupan patut diapresiasi. Bahwa, kegigihan dan semangat jadi modal untuk menjalani usahanya, menjajakan aneka ragam cemilan tradisional, yang bisa dijumpai tiap hari dikawasan Timbau Tenggarong.
Busiyah namanya, salah satunya warga Kelurahan Bukit Biru Tenggarong, yang saban hari berjualan aneka makanan cemilan tradisional di kawasan Timbau Tenggarong.
"Setiap hari, sekitar pukul 14.00 Wita siang saya diantar anak saya berjualan di Timbau Tenggarong. Sesampai dilokasi itu, saya berjalan kaki menjajakan dagangan saya seperti kacang rebus, jagaung rebus, telur puyu dan aneka makanan lainya," tutur Busiyah, saat mengawali obrolannya dengan wartawan Kutairaya.com, di kediamannya, Bukit Biru.
Ia mengaku, dari seluruh barang dagangannya yang dibawanya, sering tak habis. Ia berjualan dikawasan turap Timbau, ke warung warung makan sampai ke titik nol didepan Museum Mulawarman Tenggarong.
“Terkadang semua dagangan yang saya bawa bisa habis, namun tak jarang masih ada sisanya. Setiap hari bisa mendapatkan uang Rp100 ribu.Kalau pembeli lagi ramai bisa sampai Rp300 ribu saya dapatkan,” kata Busiyah.
Ia mengenang "ketirnya" hidup ia jalaninya. 15 tahun lalu, tepatnya 2010, suami tercintanya sebagai kepala keluarga, tulang punggung keluarga telah "berpulang", sehingga secara otomatis dirinya harus berbuat untuk bisa bertahan hidup.
"Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, saya pernah kerja sebagai buruh cetak batubata, jualan sayur keliling, dan sekarang saya jualan aneka makanan tradisional keliling,"kata Busiyah, yang mengaku dirumahnya tinggal bersama anak bungsunya yang kini duduk dibangku SMP di Tenggarong.
Namun ia merasa bersyukur, dengan usaha yang ia geluti ini bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga."Kalau menuruti keinginan pasti ga cukup, tapi kita harus syukuri berapapun hasil yang didapat. Sebenarnya saya sempat mengajukan program Kukar Kredit Idaman, untuk pengembangan usaha. Tapi itu batal karena data tidak memenuhi persyaratan," ucapnya.
Dirinya berharap, adanya bantuan permodalan untuk menunjang usahanya.
"Saya sangat berharap, usaha dapat perhatian juga dari pemerintah daerah," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Diskop UKM Kukar Fathul Alamin menyebutkan, terkait kendala permodalan yang dialami pelaku usaha, mereka dapat mengajukan permohonan kredit ke BanKaltimtara melalui Program Kukar Idaman.
"Pengurusan permohonan kredit itu tak sulit, karena tanpa bunga dan anggunan. Cukup dengan adanya usaha," sebut Fathul Alamin.
Jika ada permohonan kredit yang tak disetujui, kemungkinan ada yang tak memenuhi syarat yang ditentukan oleh pihak Bank. Biasanya yang tak memenuhi syarat itu data pribadi tersebut tak bisa digunakan lagi, karena suatu hal.
"Untuk bantuan lainnya, masyarakat bisa mengajukan permohonan ke Diskop dan UKM Kukar atau pemerintah setempat," pungkasnya. (ary)