• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Rangkaian Kegiatan Festival Nutuq Beham Desa Kedang Ipil.(Foto: Andri Wahyudi/KutaiRaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Empat Desa Budaya di Kabupaten Kukar tetap mempertahankan adat istiadat serta budaya yang dimiliki masing-masing.

Desa yang telah ditetapkan oleh pemerintah adalah Desa Kedang Ipil Kecamatan Kota Bangun Darat, Desa Sungai Bawang Kecamatan Muara Badak, Desa Tukung Ritan Kecamatan Tabang, dan Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu.

Kepala Desa Sungai Bawang Martinus menjelaskan, bahwa penetapan desa budaya ini sejak berdirinya desa persiapan desa budaya, kini telah menjadi Desa Sungai Bawang pada tahun 2005 oleh Bupati Kukar. Desa ini menawarkan berbagai kebudayaan khas dayak kenyah, dan kerajinan lainnya.

"Yang kita prioritaskan adalah wisata buadayanya tarian-tarian, upacara adat tradisional." ujar Martinus saat dikonfirmasi via telepon Rabu (30/7/2025).

Martinus menyebutkan, bahwa mayoritas masyarakat di Sungai Bawang adalah pelaku seni, dan memang warga masyarakat dari suku dayak kenyah, masih memelihara tradisi dan budaya leluhur. Itu yang masih terjaga terus dan dilestarikan dari generasi ke generasi.

Kemudian, kesenian juga tetap dilibatkan, bahkan Desa Sungai Bawang punya kalender event setiap tahun seperti festival budaya mecaq undat atau pesta panen itu rutin dilaksanakan setiap tahun. Selain tarian, juga ada ritual penyambutan, ritual penyembuhan yang dipersembahkan lewat tarian. Dan kerajinan tangan, UMKM juga dikembangkan.

"Selama ini dukungan dari pemerintah sudah cukup baik, seperti setiap ada kegiatan atau event di Sungai Bawang ada suporrt dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kukar." ungkapnya.

Ia menambahkan, terkait kesenian ini ada pembinaannya dari pemerintah desa dengan menyiapkan dua guru tari dan satu pelatih musik tradisional. Diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan masyarakat khususnya yang masih pelajar.

"Kami ingin bersaing dengan desa tetangga kita. Kebetulan kita berdampingan dengan Kelurahan Budaya Pampang yang memang sudah dikenal lebih dulu dari Sungai Bawang. Impian kami bukan mau bersaing, tetapi paling tidak kami bisa dikenal nasional dan internasional seperti kelurahan budaya pampang. Dan bisa menjadi alternatif wisata budaya yang ada di Kaltim." ujarnya.

Ia juga berharap, pemerintah kabupaten bisa lebih fokus lagi memberikan dukungan baik dalam pembinaan maupun publikasi.

Sementara itu, Kepala Desa Kedang Ipil Kuspawansyah mengungkapkan, Desa Kedang Ipil sangat kaya akan budaya khususnya khas Kutai. Mayoritas masyarakat hukum adat yang masih kental dan potensi pengembangan aren di hutan adat yang luas. Begitu juga keindahan alam desa juga sangat memukau, dengan air terjun dan hutan alami yang masih terjaga.

“Harapan kami ingin menjadikan kedang ipil jadi desa budaya dan mengembangkan wisata alamnya. Kami yakni dengan potensi yang ada bisa membawa Kedang Ipil dikenal masyarakat luas." harapnya.

Saat ini kedang ipil tidak hanya mengandalkan kekayaan alam dan budaya yang ada. Tetapi juga berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) pengelola wisata.

Kuspawansyah mengatakan, bahwa selama ini dukungan dari pemerintah sudah luar biasa, baik itu memfasilitasi festival maupun mengadakan pelatihan, belian namang. Dengan tujuan untuk mempertahankan pelestarian adat budaya yang ada di Kedang Ipil.

Terpisah, Kabid Kebudayaan, Disdikbud Kukar Puji Utomo mengungkapkan, bentuk dukungan diberikan secara bertahap, saat ini fokus di Desa Kedang Ipil, tahun ini ada festival nutuq beham dan tahun depan ada kegiatan di sungai bawang, kecamatan Muara Badak, dan Tabang.

"Pelestarian budaya yang difasilitasi oleh Disdikbud adalah mencari budaya-budaya yang mereka laksanakan, baik itu cara bercocok tanam, bikin rumah adat, adat istiadat makan dan seni yang menjadi ciri khas mereka, itu yang diangkat." ujarnya

Terkait desa budaya ini, perlu kehati-hatian untuk menetapkan desa budaya harus ada penelitian yang lebih lanjut baik dari kabupaten, provinsi, maupun kementerian. Seperti kebiasaan di desa tersebut dan menjadi ciri khas yang bisa ditampilkan.

Sementara, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Program Pengembangan Kesenian Tradisional Disdikbud Kukar, Awang Rifani menambahkan, dari Disdikbud Kukar mendorong semua desa yang punya potensi untuk ditetapkan sebagai Desa Budaya. Fungsi utama dari desa budaya ini adalah untuk pelestarian dan pengembangan kebudayan.

"Banyak desa yang berpotensi di Kukar, beberapa desa yang dihuni suku dayak, kutai yang memang memiliki budaya menarik seperti Desa Kedang Ipil, disana ada festival nutuq beham, belian namang dan sebagainya." jelasnya.

Kemudian kampung-kampung suku dayak tunjung benuaq dan kenyah banyak kebudayan, bagi masyarakat yang tinggal di Kota itu melihatnya sangat menarik. Jadi perlu dilestarikan dan dikembangkan.

"Harapannya peran semua pihak masyarakat maupun pemerintah harus berkolaborasi, bersama-sama mengembangkan kebudayan, karena kebudayan adalah identitas suatu bangsa." tutupnya. (Dri)



Pasang Iklan
Top