• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Ahmad Yani, Ketua DPRD Kukar.(Achmad Rizki/Kutairaya)


TENGGARONG (Kutairaya.com) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kukar menyoroti penyaluran bantuan bibit ikan dari Pemkab Kukar yang dinilai kurang tepat, karena tak bisa dipastikan apakah bibit itu utuh dengan jumlah tetap dari bantuan atau bibit itu ikut larut ke Sungai Mahakam.

Hal itu disampikan oleh Ketua DPRD Kukar Ahmad Yani pada Kutairaya.com di DPRD Kukar, Senin (28/7/2025).

"Itu dinilai buang buang uang, karena itu bibit ikan dimasukan ke sungai (keramba) ya kita tak tahu apakah bibit itu lompat ke Sungai. Apakah kita terus membantu, ini tak bisa terukur," katanya.

Ia menegaskan, lebih baik dengan pola pola yang lain yang tidak secara langsung menyerahkan bantuan seperti itu. "Coba bayangkan dana sekitar Rp 400 miliar dibuang ke sungai, apa jadinya negara ini," tegasnya.

Untuk itu, bantuan seperti itu perlu dibatasi. Termasuk pemberian bantuan ke pertanian, jangan sampai elite elitenya saja yang ada di desa. Tapi ketika diminta untuk mencetak sawah, namun hasilnya tidak ada itu sama saja buang buang biaya.

"Uang negara dikasih ke kelompok, kalau kelompok itu betul ya tak masalah. Kalau itu dijual ketika terima bantuan, itu namannya pencurian dalam bingkai kemasan yang kurang baik dan itu tak boleh," ujarnya.

Untuk itu, mari lakukan pembenahan sistem. Lebih baik mengaktifkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dititipi dana oleh pemerintah daerah, kemudian mereka bekerja dalam membuka atau menjalankan usaha.

"Sehingga anggaran anggaran ini perlu dievaluasi atau dikoreksi. Sehingga berpihak kepada kesejahteraan masyarakat," ucapnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar Muslik menjelaskan memang ada bantuan yang diberikan kepada kelompok. Namun dipastikan bantuan itu diterima oleh masyarakat yang membutuhkan.

"Kita berikan bibit ikan itu tak mungkin lompat ke dari keramba. Karena keramba itu ada jaringnya, selain bantuan bibit ada bantuan keramba, dan pakan," jelasnya.

Selain itu, DKP Kukar juga melakukan restoking dengan menebar benih ikan di Sungai Mahakam. Tujuannya agar, popolusi ikan di Sungai Mahakam tidak sulit, sehingga memudahkan nelayan untuk mencari ikan.

"Restoking ini bagian dari program rutin, benih yang ditebar yakni benih yang populasi ikannya sedikit seperti ikan baong, jelawat, gabus dan lainnya," ungkapnya.

Ia menyebutkan, restoking ini dilkukan di wilayah reservat atau yang dinilai mengalami kesulitan dalam mencari ikan seperti di Batu Dinding, Kota Bangun, Muara Kaman dan Muara Muntai. (ary)



Pasang Iklan
Top