• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Bendahara Yayasan FJDK, Riska Ayu.(Siti Khairunnisa/Kutairaya)


SAMARINDA,(Kutairaya.com):Polemik yang menerpa salah satu panti asuhan di Samarinda berdampak langsung pada menurunnya kepercayaan publik, hingga membuat bantuan kebutuhan dasar terhenti.

Bendahara Yayasan FJDK, Riska Ayu, menyampaikan bahwa sejak pelaporan mencuat, kondisi panti memburuk akibat donasi yang sepi. Bahkan, untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun, mereka kehabisan stok beras.

"Dampaknya besar sekali. Kami buka donasi, tapi tidak ada yang masuk. Kepercayaan masyarakat hilang, padahal penghuni panti bergantung pada bantuan," ungkap Riska, Sabtu (26/7/2025).

Ia mengaku prihatin terhadap lansia di panti yang tidak tahu menahu soal kasus tersebut namun ikut merasakan imbasnya.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menyebut kondisi ini menunjukkan pentingnya transparansi agar publik bisa menilai secara objektif.

"Kalau kasus ini dibuka secara terang, masyarakat bisa tahu mana yang benar. Kalau pantinya memang layak, saya kira donatur akan datang lagi," ujar Puji, Senin (28/07/2025).

Puji juga menekankan bahwa saat ini pemerintah kota belum mampu menampung anak-anak terlantar karena kewenangan mendirikan panti berada di tangan provinsi.

"Hanya panti sosial milik swasta yang bisa menampung. Kota tidak bisa membangun panti sendiri karena terbentur regulasi," jelasnya.

Ia berharap kasus ini bisa menjadi momentum bagi pemerintah provinsi untuk memperluas layanan sosial seperti rumah aman atau panti khusus anak-anak.

"Ini harus dibuka seluas-luasnya. Supaya pemerintah tahu, dan bisa mendorong lahirnya kebijakan yang melindungi anak-anak Samarinda," pungkasnya. (skn)



Pasang Iklan
Top