Roti balok di Loa Lepu.(Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Kue tradisional roti balok asal Desa Loa Lepu Kecamatan Tenggarong Seberang memiliki cita rasa yang khas. Kue tersebut dimasak dengan cara tradisional menggunakan tungku.
Pedagang roti balok asal Loa Lepu Arsiah menjelaskan, dalam sekali produksi roti balok itu mencapai sekitar 5 Kg. Dari adonan 5 Kg bisa menghasilkan sekitar 150 biji roti balok.
Dalam proses produksi roti balok ini sedikit rumit, pertama menyiapkan gula aren yang telah dilaurtkan menggunakan air, kelapa parut, dan masukan tepung terigu. Kemudian adonan itu diaduk hingga merata atau kalis.
"Setelah adonan kalis, adonan itu dituang kedalam cetekan. Dan di panggang diatas tungku menggunakan kayu bakar," kata Arsiah pada Kutairaya, dikediamannya, Kamis (23/7/2025).
Menurutnya, dengan menggunakan kayu bakar itu bisa menghasilkan roti balok yang memiliki aroma sedap dan gurih, daripada menggunakan oven.
"Berjualan roti balok ini sudah lama, sejak 2005 lalu dengan berkeliling dan menitipkan dagangannya ke warung warung. Tapi saat berjualan roti balok hanya di rumah, di jalan menuju kantor Desa Loa Lepu, dengan brand roti balok Nek Ar," ucapnya.
Ia menyebutkan, roti balok itu dijual per bungkus dengan harga Rp 15 ribu isi 5 biji. Dalam sehari laku sekitar 4-5 bungkus, sehingga sekali produksi bisa bertahan untuk selama 10 hari kedepan.
"Kalau sekali produksi hanya sedikit itu lelah, jadi sekali produksi 5 Kg untuk 10 hari kedepan. Roti balok ini bisa bertahan jika disimpan di tempat yang baik," sebutnya.
Selama berjualan roti balok ini, ia juga mendapat perhatian langsung dari pemerintah desa setempat. Dalam hal turut mempromosikan atau memasarkan roti balok secara luas. Hingga perolehan ijin usaha dan sertifikasi halal.
"Saya mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah desa Loa Lepu, terhadap pemasaran produk, kemasan dan legalitas usaha," ujarnya.
Dirinya juga berharap kepada pemerintah daerah, untuk dapat melibatkan pelaku UMKM termasuk roti balok ini, mengikuti event event daerah. Karena itu merupakan kesempatan luar biasa dalam menumbuhkan perekonomian masyarakat lokal.
"Kita tak pernah mendapatkan informasi terkait denga event event daerah, saya berharap dagangan roti balok ini bisa diikutsertakan ke dalam event," harapnya.
Sementara itu Kepala Desa Loa Lepu Sumali menyebutkan, pemerintah desa memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan dan kemajuan UMKM lokal. Dukungan itu diberikan melalui fasilitasi sertifikasi halal.
"Di Desa Loa Lepu ada sekitar 50 UMKM, sebagian sudah kita lakukan sertifikasi halal. Targetnya seluruh pelaku UMKM kita fasilitasi halal," sebut Sumali.
Pemerintah desa Loa Lepu juga tengah mempersiapkan UMKM center, di eks kantor pemerintahan desa jalan poros desa Loa Lepu. Tujuan dari pembangunan UMKM center ini, untuk menampung seluruh produk UMKM asal Loa Lepu, agar bisa dipasarkan di satu tempat.
"Untuk pengembangan UMKM lokal, kita juga berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan UKM Kukar," ungkapnya.
Terpisah Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah Diskop UKM Kukar Fathul Alamin menjelaskan, pemerintah daerah memiliki program rutin dalam mendukung UMKM lokal diantaranya, fasilitasi ijin usaha NIB, PIRT, dan Halal.
"Kita juga melakukan penguatan SDM kepada pelaku UMKM dengan menggelar pelatihan dan memberikan alat produksi maupun penunjang lainnya," jelas Fathul Alamin.
Ia menegaskan, pemerintah daerah juga melibatkan pelaku UMKM untuk berjualan di event. Bagi pelaku UMKM yang ingin dilibatkan bisa menghubungi langsung via DM atau Instagram dan mendatangi kantor Dinas Koperasi dan UKM. (ary)