• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Pol Endar Priantoro, saat dikonfirmasi terkait penangkapan pasutri terduga teroris di Berau.(foto:Siti/Kutairaya)


SAMARINDA, (KutaiRaya.com):Penangkapan pasangan suami istri terduga teroris oleh Densus 88 di Berau masih menyisakan dampak sosial bagi warga sekitar. Tak hanya soal dugaan keterlibatan jaringan terorisme, perhatian publik juga tertuju pada dugaan kekerasan dalam operasi penangkapan yang dilakukan dini hari, Kamis (17/7/2025).

Kapolda Kalimantan Timur, Irjen Pol Endar Priantoro, menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah serius dalam menangani peristiwa tersebut, termasuk memberikan bantuan terhadap korban yang terdampak.

"Kita sudah melakukan proses sebagaimana hukum yang berlaku. Secara internal, kita juga sedang memproses para pelaku. Kita bertanggung jawab terhadap korban, baik biaya rumah sakit maupun kebutuhan lainnya," ujar Endar saat ditemui di Samarinda, Senin (21/07/2025).

Endar juga menyebut, kepolisian tidak tinggal diam menghadapi ketegangan yang muncul di masyarakat. Ia memastikan telah melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat di Desa Jonggol untuk menenangkan situasi.

"Kami sudah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat di Jonggol. Intinya, kita sepakat bahwa permasalahan ini diserahkan sepenuhnya ke proses hukum. Saya juga menyarankan agar masyarakat tidak terprovokasi dengan berita yang kemarin. Mari kita semuanya menjaga kondusifitas," ucapnya.

Terkait tuntutan agar satuan Brimob turut bertanggung jawab dalam proses pemulihan korban, Kapolda menyatakan bahwa hal tersebut sedang ditangani melalui jalur koordinasi antarunit, termasuk dengan Propam.

Pasutri yang ditangkap tinggal di kawasan Jalan Milono, Tanjung Redeb, Berau, selama tiga bulan terakhir. Warga mengenal keduanya sebagai pribadi yang sederhana.

Sang suami bekerja sebagai tukang bersih ayam, sedangkan istrinya berjualan potongan ayam. Tak ditemukan senjata atau bahan peledak dari rumah mereka, hanya barang pribadi dan dua buku bacaan.

Walaupun belum dijelaskan keterlibatan keduanya secara detail, polisi menyebut penangkapan itu merupakan hasil pengembangan jaringan teroris dari luar daerah. Penyelidikan kini masih terus berjalan, termasuk pendalaman keterkaitan pasangan tersebut dengan jaringan tertentu.

"Kita proses semuanya. Sekarang masih berjalan," tutupnya. (skn)



Pasang Iklan
Top