Ikan salai yang diproduksi warga hulu Kukar.(Ahmad Rizki/kutairaya)
TENGGARONG (KutaiRaya.com) Wilayah hulu di Kabupaten Kutai Kartanegara dikenal sebagai pusat oleh oleh atau buah tangan ikan salai atau asap. Pasalnya, wilayah tersebut memiliki potensi perikanan yang sangat melimpah.
Salah satu pelaku usaha pengolah ikan salai warung Aisyah di Desa Teluk Muda Jalan Poros Kecamatan Kenohan-Tabang, Rahma mengatakan, produk ikan salai ini sering diminati oleh masyarakat luas termasuk sejumlah Kabupaten/Kota di Kaltim. Ikan salai memiliki aroma yang khas, sebab melalui proses pengasapan yang panjang.
"Proses pembuatan ikan salai ini diawali dengan membersihkan ikan yang segar dan diasapi dengan suhu stabil selama 1 hari full," kata Rahma pada Kutairaya, Senin (21/7/2025).
Ia menyebutkan, dalam sehari bisa memproduksi sekitar 10 Kg. Namun yang mampu terjual hanya sekitar 7-8 Kg dan harga perkilogramnya mencapai Rp 150-300 ribu.
"Berbagai jenis ikan salai yang dijual diantaranya, ikan Haruan, Baong, Patin dan lais," sebutnya.
Sementara penjualan ikan salai ini juga berpengaruh terhadap tingkat kunjungan masyarakat luar Kukar ke Kukar atau adanya event daerah. Bahkan jika ramai omset penjualan bisa mencapai Rp 4 juta.
"Saya berharap, produk lokal ikan salai ini bisa dimasukan ke dalam event daerah. Sehingga penjualan juga bisa meningkat," harapnya.
Sementara itu Plt Camat Kota Bangun Abdul Karim menyebutkan, wilayah hulu termasuk Kota Bangun memiliki potensi perikanan yang melimpah. Sebagian besar masayarakat berprofesi sebagai nelayan.
Hasil tangkap nelayan itu, ada yang dijual ke tengkulak, diolah menjadi ikan asin hingga menjadi ikan salai atau asap. Melalui potensi perikanan ini, dapat menghasilkan produk unggulan yang menjadi identitas wilayah.
"Produksi ikan salai ini menjadi unggulan karena proses pembuatannya sangat menarik, hanya pengasapan," sebut Abdul Karim.
Ia meyakini, produk itu mampu bersaing dengan produk lainnya bahkan pemasarannya bisa secara luas. Pihaknya mendorong pelaku usaha untuk dapat melakukan pemasaran melalui online.
"Ikan salai ini menjadi salah satu produk yang sering diminati oleh pengunjung baik dari Kukar maupun luar daerah, terlebih dari Melak," ujarnya.
Sementra itu Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar Sayid Fhatullah menjelaskan, pemerintah daerah terus mendukung produk lokal. Pelaku usaha makanan juga diminta untuk memperhatikan kualitas hingga ketahanan, produk itu sendiri.
"Kami ini berbicara skala industri, jadi pelaku usaha didorong untuk memperbaiki kualitas produknya, sehingga bisa dipasarkan secara luas," jelas Sayid Fhatullah.
"Kami juga membuka ruang atau kesempatan bagi pelaku usaha, yang ingin dilibatkan ke dalam event daerah," ungkapnya. (ary)