Pembersihan aliran air di parit yang terhambat karena adanya jaringan pipanisasi air PDAM.(istimewa)
TENGGARONG (KutaiRaya.com) Sudah satu bulan warga Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan Kutai Kartanegra, mengeluhkan layanan distribusi air bersih tak maksimal bahkan jaringan pipanisasi terpantau semerawut.
Kepala Desa Loa Duri Ulu Muhammad Arsyad mengatakan, ada sekitar 100 Sambungan Rumah (SR) yang terdiri dari RT 5, RT 6, RT 7, RT 8 dan RT 18 pelayan pendistribusian tak berjalan lancar. Lokasi RT tersebut berada di area dataran tinggi.
"Meskipun di dataran tinggi, kalau malam hari pasti mengalir. Ini tidak mengalir sama sekai bahkan selama satu bulan lamanya," kata Muhammad Arsyad pada Kutairaya, Jum
Ia menyebutkan, selama pelayanan pendistribusian air tak lancar. Masyarakat setempat mendapatkan air bersih dengan membeli di luar. Untuk satu tandon yang berkapasitas sekitar 1.200 liter, diharga Rp 100 ribu.
"Selama satu bulan ini masyarakat telah membeli sekitar 10-15 tandon, itu pun dibantu dengan air tadah hujan. Jika tidak ada hujan bisa lebih dari itu, untuk kebutuhan masyarakat," sebutnya.
Menurutnya, dengan membeli air bersih di luar ini sangat membebankan perekonomian masyarakat. Seharusnya uang itu bisa digunakan untuk pemenuhan kebutuhan lainnya.
Air bersih ini juga merupakan kebutuhan mendasar masyarakat. Tanpa adanya air bersih aktivitas masyarakat akan terganggu.
Selain distribusi air bersih, masyarakat juga mengeluhkan jaringan pipanisasi PDAM yang berantakan. Jaringan itu berada di bawah gorong gorong di RT 3, RT 4, dan RT 5.
"Pada saat curah hujan tinggi dan terjadi banjir kemarin, baru ketahuan ketidaklancaran gorong gorong diakibatkan sampah yang tersangkut oleh jaringan pipanisasi itu," ujarnya.
Ia menilai, seharusnya jaringan pipanisasi itu bukan di bawah gorong gorong. Pipa itu harus dibuatkan jalur khusus, sehingga juga memudahkan pihak PDAM dalam melakukan perbaikan.
Sementara dari kedua persoalan ini, Pemerintah Desa Loa Duri Ulu telah menyampaikan ke pihak PDAM setempat, agar bisa ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat. Namun hingga saat ini belum ada tindaklanjut dari pihak PDAM.
"Belum ada tindaklanjut dari PDAM setempat, padahal sudah sering kami laporkan terkait ini," tegasnya.
Sementara saat dikonfirmasi terpisah, Direktur Utama Perumda Tirta Mahakam Suparno menjelaskan, laporan jaringan pipanisasi yang berantakan telah diterima. Perumda Tirta Mahakam segera menindaklanjuti laporan itu agar masyarakat Kukar merasa nyaman dan aman.
"Kami juga saat ini melakukan penguatan jaringan di desa itu, dengan membangun pipa induk. Selama ini pipa induk belum ada, sehingga perlu dilakukan penataan watermeter (meteran air)," jelas Suparno.
Terkait dengan pelayanan pendistribusian air bersih belum maksimal bahkan selama satu bulan, Perumda Tirta Mahakam belum menerima laporan itu. Pihaknya akan mencari terlebih dahulu informasi itu dan upaya penanganannya.
"Nanti saya akan berkoordinasi dengan kepala desa langsung, untuk memastikan masyarakat yang belum menikmati pelayanan pendistribusian secara maksimal," ungkapnya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat, jika ada persoalan di lapangan khususnya terhadap pendistribusian air bersih bisa melaporkan secara langsung, ke kantor cabang terdekat. (ary)