• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Tampak depan ruang kelas SMPN 13 Samarinda (foto:Siti/Kutairaya)

SAMARINDA (KutaiRaya.com): Ruang kelas rusak, plafon jebol, jendela terlepas, dan lantai berdebu menjadi potret nyata kondisi SMP Negeri 13 Samarinda Utara di Jalan Sukorejo, Kelurahan Lempake.

Sekolah negeri yang menjadi pilihan utama masyarakat di kawasan Lempake dan sekitarnya ini kini harus bertahan di tengah keterbatasan ruang belajar dan infrastruktur yang tidak memadai.

Setiap tahun, jumlah pendaftar terus meningkat seiring pertumbuhan kawasan permukiman baru seperti Perumahan Korem. Namun, peningkatan jumlah siswa tidak diiringi dengan penambahan ruang kelas maupun perbaikan fasilitas yang rusak.

Berdasarkan pantauan langsung, salah satu kelas yang mengalami kerusakan cukup serius adalah kelas VIII-H yang tetap digunakan meski dindingnya mengelupas, lantainya rusak, plafonnya jebol, dan jendelanya terlepas dari engsel. Banjir yang kerap melanda sekolah membuat pasir mengendap dan berubah menjadi debu saat mengering.

"Sebenernya ada juga yang kelas-kelas yang kurang layak lah menurut kami, perlu perbaikan," ujar Wakil Kepala Kesiswaan SMPN 13 Samarinda, Suhadiyono, Senin (14/07/2025).

Ia menyebut, saat ini ada dua ruang kelas yang mengalami kerusakan cukup parah. Karena keterbatasan ruang, sekolah bahkan menyulap laboratorium IPA menjadi ruang kelas. Aula yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan umum pun disekat dan difungsikan menjadi ruang kelas tambahan.

"Siswa ke sekolah kita ini semakin besar, makin tahunnya makin banyak yang ke sini. Jadi perlu tambahan lokal yang banyak, akhirnya kita sekat itu jadi tiga lokal," jelasnya.

Namun dari tiga ruang hasil penyekatan itu, hanya satu yang masih difungsikan. Satu lainnya menjadi gudang untuk menyimpan kursi dan meja yang sudah tidak layak pakai.

"Makanya kita up lagi. Mau gak mau kita maksimalkan jadi 34 itu per ruang," ucapnya.

Tak hanya itu, kondisi lapangan yang masih berupa tanah menyebabkan debu beterbangan saat musim kemarau dan becek saat hujan, menghambat kegiatan olahraga siswa.

"Kemudian lapangan, harapan kami lapangan ini bisa kami semenisasi," tambahnya.

Banjir yang rutin terjadi juga memaksa siswa dan guru bergotong royong membersihkan ruang kelas. Jika kondisi terlalu parah, sekolah terpaksa meminta bantuan pemadam kebakaran.

"Kadang-kadang juga kami panggil dari pemadam. Kita bantu untuk semprot itu. Karna sudah lengket itu kan nggak bisa. Harus pakai mesin," terangnya.

Persoalan tersebut menjadi perhatian DPRD Kota Samarinda. Anggota komisi IV, Ismail Latisi menyebut bahwa kondisi SMPN 13 termasuk dalam laporan masyarakat yang disampaikan ke pihak legislatif.

"Kaitannya dengan SMP 13 ini tadi akan menjadi concern kita. Nanti coba di-cross check dulu ke pemerintah dalam hal ini Pak Kadis, siapa tahu kemudian itu salah satu di antara yang akan dilakukan perbaikan di tahun anggaran 2026," ujar Ismail, Selasa (15/07/2025).

Ia menjelaskan bahwa Pemkot telah menyatakan komitmennya untuk melakukan pendataan terhadap sekolah-sekolah yang tidak layak, termasuk bangunan kayu.

"Ada komitmen dari pemerintah kota untuk melakukan pendataan sekolah-sekolah kayu atau sekolah-sekolah yang tidak layak, untuk kemudian dilakukan revitalisasi. Entah itu pembangunan kembali atau perbaikan gedung," ucapnya.

Namun ia menegaskan, sampai saat ini belum ada pembahasan detail secara khusus terkait SMPN 13. Meski begitu, DPRD akan mendorong agar sekolah ini masuk dalam skema anggaran tahun mendatang.

"Kalau belum masuk ke penganggaran 2026, berarti PR-nya, salah satu di antara PR-nya pemerintah kota Samarinda," tegasnya.

Dikonfirmasi di hari yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Asli Nuryadin, menyampaikan bahwa perbaikan untuk SMPN 13 sudah diajukan sejak lama.

"Ya, insya Allah ya sedang kita usulkan ya, mudah-mudahan disetujui," ucap Asli.

Ia menjelaskan bahwa pengajuan perbaikan telah dilakukan secara rutin setiap tahun, termasuk dalam tahun anggaran 2025 ini.

"Sudah, sudah diusulkan, sudah lama. Setiap tahun, tahun ini sudah usulkan. Nanti saya cek lagi ya," tuturnya. (skn)



Pasang Iklan
Top