• Selasa, 16 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara



Goa Binuang Desa Sanggulan, Kecamatan Sebulu (Istimewa)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Kutai Kartanegara menyimpan permata wisata tersembunyi di Desa Sanggulan, Kecamatan Sebulu. Di kawasan ini, alam menghadirkan keajaiban lewat jejak-jejak geologi yang membentuk goa-goa eksotis, mulai dari Goa Binuang, Goa Labirin, hingga Goa Tanjak Langit. Ketiganya kini dikembangkan sebagai destinasi ekowisata yang memadukan petualangan dan edukasi.

Pengembangan wisata goa ini digagas oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Benua Raya. Ketua Pokdarwis, Sopian, mengatakan kawasan ini sangat potensial untuk menjadi ikon wisata minat khusus di Kukar.

"Yang ditonjolkan sekarang ini wisata goa. Kita punya Goa Binuang, Goa Labirin, dan Goa Tanjak Langit," ujarnya Selasa (8/7/2025).

Goa Binuang menjadi primadona karena menyuguhkan pengalaman menyusuri aliran sungai bawah tanah sepanjang kurang lebih 300 meter. Wisata ini dikategorikan sebagai wisata minat khusus, karena pengunjung harus mengenakan perlengkapan keselamatan seperti helm, jaket pelampung, senter, dan wearpack. Pendampingan dari pemandu bersertifikat juga wajib dilakukan demi menjaga keselamatan pengunjung.

"Susur goa tidak bisa sembarangan. Jalurnya basah dan licin, jadi wajib safety. Kita pandu, dan wajib pakai lengan panjang," tambah Sopian.

Bagi pengunjung yang menginginkan pengalaman lebih ringan, tersedia pula jalur reguler untuk menjelajah goa kering. Di dalamnya, ornamen stalaktit dan stalagmit menjadi suguhan utama yang memberikan kesan megah dan alami. Pemandu akan menjelaskan setiap bagian goa, termasuk sejarah dan keunikan formasi batuannya.

Tiket masuk untuk jalur reguler dibanderol Rp50.000 per orang, sedangkan tarif untuk jalur susur sungai goa berkisar Rp150.000 per orang. Harga tersebut dapat disesuaikan tergantung kondisi dan kesepakatan saat reservasi.

Selain wisata goa, kawasan ini juga menyediakan area berkemah lengkap dengan fasilitas dasar seperti toilet dan tempat bernaung. Pengalaman camping ini dirancang untuk memperpanjang interaksi wisatawan dengan alam, sekaligus menjadi tempat bersantai di tengah suasana hening pedalaman.

"Area camping kami sediakan bagi yang ingin lebih dekat dengan alam. Fasilitasnya cukup untuk beristirahat dan menikmati malam di sekitar goa," jelas Sopian.

Sejak diperkenalkan lewat kegiatan Mahakam Explore pada 2022 dan diperkuat oleh promosi komunitas Borneo Venture pada 2024, destinasi ini mulai dikenal luas. Saat ini, pengelolaan wisata masih berbasis reservasi. Setiap kunjungan harus dikonfirmasi terlebih dahulu kepada tim Pokdarwis karena tidak ada petugas tetap di lokasi.

"Kalau ada yang mau datang, wajib reservasi dulu. Kami sesuaikan dengan kesiapan anggota Pokdarwis," ujarnya.

Meski infrastruktur dan fasilitas belum sepenuhnya optimal, wisata goa di Sanggulan menempatkan aspek keselamatan dan keberlanjutan sebagai prioritas utama. Kegiatan susur goa tidak akan dilakukan saat cuaca buruk, karena aliran air dalam goa sangat dipengaruhi oleh curah hujan.

"Kalau pagi hujan, atau cuaca mendung berat, kami tunda kegiatan. Air bisa naik sewaktu-waktu," tegasnya.

Dua anggota Pokdarwis telah mengantongi sertifikasi pemandu wisata, memperkuat aspek profesionalisme dalam pelayanan wisata di kawasan ini. Wisata goa di Sanggulan pun tumbuh tidak hanya sebagai destinasi baru, tetapi juga sebagai bentuk pengelolaan berbasis komunitas yang menjunjung tinggi kearifan lokal.

"Goa Binuang dan sekitarnya bukan sekadar tempat rekreasi, melainkan perjalanan menuju kedalaman bumi dan kesadaran akan pentingnya melestarikan alam. Di sinilah wisata menemukan makna yang lebih dalam melampaui hiburan, menjadi ruang kontemplasi, tantangan, dan keindahan yang tak tergantikan." pungkasnya. (adv/dri)



Pasang Iklan
Top