
Foto : Salah satu Kilometer PDAM warga Desa Jembayan Tengah (Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG (KutaiRaya.com) Pelayanan air bersih belum menjangkau seluruh desa di Kabupaten Kutai Kartanegara, padahal air bersih menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat.
Salah satu desa di Kukar yang warganya belum maksimal menikmati pelayanan air bersih yaitu Desa Jembayan Tengah, Kecamatan Loa Kulu. Dari 11 RT di desa tersebut, sebagian besar belum menikmati air bersih, jaringan air bersih baru terlayani di 4 RT, itu pun tidak maksimal.
Ketua RT 01 Jembayan Tengah Saprudin mengatakan, minimnya pelayanan air bersih telah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu. Pelayanan air bersih yang dirasakan saat ini ialah, air bersih tidak mengalir setiap saat.
"Mengalirnya air bersih ini hanya waktu tertentu, seperti dari pagi hingga jam 09.00 dan mengalir lagi di sore hari tapi kecil, kemudian malamnya mati," kata Saprudin pada Kutairaya, Selasa (8/7/2025).
Menurutnya, pelayanan air bersih saat ini kurang maksimal, mengakibatkan sejumlah aktivitas masyarakat menjadi terhambat. Seharusnya persoalan ini menjadi perhatian serius oleh pemerintah.
"Aktivitas masyarakat bisa terhambat akibat dari pelayanan air bersih kurang maksimal. Untuk mengatasi sementara persoalan tersebut, masyarakat hanya mampu menyimpan air bersih di tandon bagi yang memiliki tandon. Tapi tak semua masyarakat yang memiliki tandon," ucapnya.
Kasus ini juga sempat disampaikan ke PDAM, namun belum ada progres kemajuan, alasannya distribusi air bersih dilakukan bergantian.
"Alasannya tak cukup kapasitasnya. Sehingga distribusi dilakukan bergantian," ujarnya.
Ia mengaku kecewa atas pelayanan PDAM kurang maksima ini. Karena setiap bulannya khususnya pelanggan PDAM telah dibebankan iuran atas pemakaian dengan biaya yang variatif.
Dirinya berharap, persoalan ini bisa segera ditangani dengan baik oleh pemerintah daerah atau PDAM setempat. Sehingga aktivitas masyarakat atas kebutuhan air bersih bisa berjalan dengan baik.
Sementara itu Sekretaris Desa Jembayan Tengah Fahriah membenarkan terhadap keluhan yang dialami masyarakat terkait pelayanan air bersih. Hal ini dirasakan sejak masuknya jaringan pipanisasi PDAM di Jembatan Tengah pada 2021 lalu.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan PDAM di Loa Kulu terkait dengan minimnya pelayanan," sebut Fahriah.
Sementara respon dari PDAM belum ada tindakan serius untuk mengatasi persoalan itu, namun PDAM hanya memberikan pengertian bahwa pelayanan yang diberikan dilakukan secara bergantian.
Selain pelayanan PDAM kurang maksimal, sebagian RT di Jembayan Tengah juga belum memiliki jaringan pipanisasi PDAM. Warga tersebut hanya menggunakan void atau lubang bekas tambang, untuk keperluan setiap hari kecuali memasak.
"Masyarakat menggunakan void dan air Sungai Mahakam, untuk keperluan sehari hari. Kalau void memang tidak layak untuk konsumsi," ujarnya.
Untuk itu, pemeritah Desa Jembayan Tengah berharap persoalan ini menjadi perhatian serius oleh pihak pihak terkait. Sehingga masyarakat Jembayan Tengah bisa menikmati air bersih secara maksimal.
Menanggapi permasalahan tersebut, Direktur Utama Perumda Tirta Mahakam Suparno smengakui, pelayanan air bersih di Desa Jembayan Tengah saat ini kurang maksimal, hal itu disebabkan kekurangan kapasitas penampungan debit air bersih.
"Tapi masyarakat tak perlu khawatir, saat ini Perumda Tirta Mahakam tengah melakukan pembangunan penampungan debit air dengan kapasitas 50 liter," jelas Suparno.
Pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan pelayanan air bersih. Tapi Perumda Tirta Mahakam terus komitmen dalam melakukan pembenahan, khususnya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
"Kami serius dalam melakukan pembenahan, agar pelayanan air bersih ini bisa dirasakan oleh masyarakat secara maksimal. Pada 2025 ini, kita juga melakukan interkoneksi jaringan dari Bukit Biru ke Loa Kulu dan Desa Jembayan dilakukan penguatan," pungkasnya. (ary)