
Ketua Kerkaf Marangkayu, Syamsul Bahtiar)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Komite Ekonomi Kreatif (Kerkaf) Kecamatan Marangkayu berencana untuk menggali potensi ekonomi kreatif yang ada di desa-desa, guna mendorong para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) untuk lebih percaya diri dalam menampilkan hasil karya mereka. Langkah ini diambil untuk membuka ruang bagi bakat-bakat lokal yang selama ini kurang mendapatkan perhatian.
Ketua Kerkaf Marangkayu, Syamsul Bahtiar, mengungkapkan bahwa masih banyak potensi kreatif di desa yang belum tereksplorasi secara maksimal. Menurutnya, kurangnya informasi, kesempatan, serta rasa enggan dari warga untuk menunjukkan kemampuan mereka menjadi hambatan utama.
“Rencananya kami dari Kerkaf Marangkayu akan lebih mendalami potensi ekonomi kreatif di desa-desa. Banyak bakat dan kreativitas yang ada di desa yang belum tergali, padahal sangat potensial,” kata Syamsul, Senin (30/6/2025).
Saat ini, beberapa subsektor ekonomi kreatif yang mulai aktif di Marangkayu antara lain kriya dari Desa Kersik dan Semangko, kuliner lokal, serta seni musik dan seni pertunjukan tradisional seperti jaranan dan kuda lumping. Kerkaf berharap desa-desa ini dapat mengadakan acara yang melibatkan pelaku seni dan UMKM lokal, untuk menunjukkan potensi yang ada.
“Ke depannya kami berharap setiap desa dapat menyelenggarakan event kecil yang melibatkan pelaku seni dan UMKM. Kami siap membantu mulai dari persiapan hingga merumuskan konsep acara. Jika acara tersebut diadakan bertepatan dengan Hari Jadi Desa, kami akan sangat mendukung,” sambungnya.
Syamsul menjelaskan bahwa kegiatan semacam ini diharapkan dapat memacu semangat pelaku UMKM untuk lebih aktif memamerkan produk-produk unggulan mereka. Acara berskala kecil ini nantinya akan menjadi ajang bagi masyarakat desa untuk menunjukkan kekayaan budaya dan kreativitas mereka di hadapan publik. Puncaknya, potensi yang muncul dari setiap desa akan digabungkan dalam sebuah event tahunan besar, yaitu Sebuntal Festival.
“Event besar Sebuntal Festival ini akan menjadi penutup tahunan, di mana kami mengumpulkan potensi dari desa-desa, kearifan lokal yang dimiliki, dan kemudian menampilkannya. Ini akan jadi kesempatan besar untuk menunjukkan keberagaman dan kreativitas dari Marangkayu,” jelas Syamsul.
Dengan kekayaan budaya yang beragam, seperti Jawa, Sunda, dan Toraja, Marangkayu memiliki banyak potensi yang bisa dipamerkan. Syamsul berharap setiap desa dapat berpartisipasi dalam ajang festival ini meskipun dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
Selain itu, Syamsul menambahkan bahwa komunikasi dengan kepala desa sudah dilakukan untuk memastikan bahwa pengembangan ekonomi kreatif ini bisa merata di seluruh wilayah Marangkayu. Dengan begitu, seni, budaya, dan UMKM diharapkan dapat saling mendukung dan memperkuat satu sama lain, sehingga menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi kreatif.
“Walaupun ini tidak bisa langsung terasa, pelan-pelan Marangkayu akan mengalami peningkatan. Kami yakin dengan kerjasama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku ekraf, ekonomi kreatif di sini akan terus berkembang,” tutup Syamsul. (Dri/Adv)