• Selasa, 16 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kutai Kartanegara



Plt. Kepala DP3A Kukar Hero Suprayitno


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Kartanegara terus berupaya memperkuat pelayanan terhadap perempuan dan anak, khususnya dalam hal pencegahan, penanganan kasus, hingga pemberdayaan.

Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayitno, Jumat (23/5/2025).

"Kami ingin membangun sistem layanan yang terintegrasi, tidak hanya sebatas penanganan kasus, tapi juga mencakup aspek pencegahan dan pemberdayaan. Saat ini, layanan di gedung MPPA Jalimah Mojol masih fokus pada penanganan saja, sedangkan upaya preventif masih tersebar di dinas masing-masing,"ungkapnya.

Hero menegaskan, layanan yang terpadu akan sangat memudahkan proses penanganan kasus-kasus kekerasan, terutama bagi korban. Harapannya, semua proses dari pendampingan, bantuan hukum, hingga rehabilitasi dapat dilaksanakan dalam satu tempat tanpa harus berpindah-pindah instansi.

"Korban seharusnya tidak perlu lagi diperiksa di kantor polisi. Kita siapkan ruang khusus untuk wawancara di gedung layanan, termasuk ruang sidang agar proses hukum bisa dilakukan langsung di sana dengan tetap menjaga privasi korban, terutama anak-anak," jelasnya.

Saat ini, ruang sidang umum masih bercampur antara perkara biasa dan kasus spesifik seperti kekerasan seksual, yang menurutnya tidak ideal.

"Korban butuh perlindungan dan rasa aman, apalagi jika korban adalah anak-anak. Kita harus pastikan mereka tidak makin trauma karena kondisi ruang sidang yang tidak ramah," tambahnya.

Lebih lanjut, Hero menyebut bahwa pihaknya juga ingin menjadikan pusat layanan ini sebagai ruang pemberdayaan, dengan menghadirkan fasilitas pelatihan keterampilan dan dukungan ekonomi bagi perempuan. Namun, ia mengakui bahwa fasilitas pelatihan yang ada masih belum optimal.

"Karena itu, kami mencoba berkomunikasi dengan Pak Sekda terkait pemanfaatan aset daerah. Salah satu yang kami lirik adalah Hotel Songbatu, yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Kalau bisa dialihkan ke DP3A, aset itu bisa menjadi pusat layanan perempuan dan anak yang lengkap," ungkapnya.

Usulan tersebut sudah disampaikan secara resmi, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan. Hero berharap dukungan segera dari pemerintah daerah, karena kebutuhan terhadap gedung terpadu sangat mendesak.

"Inovasi pelayanan ini bagian dari komitmen kami. Kami juga melakukan penjangkauan langsung terhadap korban yang kesulitan datang ke kantor. Kalau perlu, kami jemput dan tempatkan mereka di rumah aman, serta memenuhi kebutuhan dasar mereka," ujarnya.

Menurutnya, korban yang datang sendiri umumnya sudah memiliki kesadaran. Namun, banyak korban di daerah terpencil kesulitan mengakses layanan karena terbatasnya transportasi dan biaya. Untuk itu, pendekatan jemput bola menjadi strategi penting dalam menjamin hak-hak korban.

"Semua ini kami lakukan agar pelayanan terhadap perempuan dan anak di Kukar benar-benar menyentuh sasaran dan memberikan rasa aman serta perlindungan secara menyeluruh,"tutup Hero. (adv/dri)



Pasang Iklan
Top