• Kamis, 18 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

DPMD Kutai Kartanegara



Bupti Edi Damansyah

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah memberikan apresiasi tinggi kepada para kader posyandu, khususnya yang berada di Kecamatan Sebulu. Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan mempertimbangkan usulan kader terkait peningkatan insentif, seiring dengan peran penting mereka dalam menjaga kesehatan masyarakat di tingkat akar rumput.

Langkah ini tentu memberikan semangat bagi para kader untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Kedepan diharapkan dapat terealisasi dan bisa dirasakan oleh para kader posyandu.

"Kami juga mencatat adanya permintaan dari kader posyandu agar insentif yang mereka terima dapat ditambah. Permintaan ini kami tampung dan akan menjadi bahan pertimbangan ke depan. Saya sangat berterima kasih kepada para kader posyandu atas komitmennya," ujar Edi Selasa (13/5/2025).

Menurutnya, keberhasilan fungsi posyandu tidak lepas dari kontribusi nyata para kader. Bahkan, ia menilai regenerasi kader yang berlangsung secara alami turun-temurun dalam satu rumpun keluarga menjadi modal sosial yang sangat kuat untuk menjaga keberlangsungan layanan.

Dalam kerangka Program Kukar Idaman, pemerintah telah memberikan penguatan layanan posyandu yang mencakup balita, ibu hamil, dan lansia. Salah satu indikator keberhasilannya tampak dari capaian hampir 99% dalam pengukuran dan penimbangan serentak nasional pada Juni 2024, dengan 19 dari 20 kecamatan mencapai angka partisipasi 100%.

Namun, Edi menyoroti pentingnya memahami perbedaan antara kasus stunting dan potensi stunting. "Banyak anak yang berat badannya tidak naik atau mengalami gizi kurang, tapi belum masuk kategori stunting. Ini perlu diintervensi lebih dini," tegasnya.

Untuk itu, pemerintah menggelar program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama dua bulan di seluruh posyandu, yang kemudian disinergikan dengan program nasional makanan bergizi gratis. Hasil penimbangan ulang di bulan Oktober menunjukkan peningkatan yang cukup berarti.

"Penanganan stunting tidak cukup hanya di hilir, tapi juga di hulu. Kita harus edukasi masyarakat tentang pentingnya usia pernikahan ideal. Masih banyak yang menikah di bawah usia 21 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki, dan ini berdampak pada kesehatan ibu dan anak," imbuhnya.

Edi juga meminta kepala desa dan RT lebih aktif mengawasi ibu hamil di lingkungan masing-masing, terutama dalam mengawal fase 1.000 hari pertama kehidupan, sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Ia menanggapi keluhan para kader posyandu tentang rendahnya kehadiran warga saat kegiatan posyandu. Menurutnya, RT dan kepala desa punya peran penting dalam menjembatani komunikasi agar ketidakhadiran warga tidak menjadi misteri yang berlarut-larut.

"Saya setuju penuh dengan usulan para kader agar RT lebih dilibatkan dalam kegiatan posyandu. Ini sangat bagus dan perlu kita wujudkan bersama," tegasnya.

Dengan kolaborasi lintas sektor, Edi berharap seluruh elemen desa bergerak aktif demi menurunkan angka stunting dan menjaga kesehatan generasi penerus Kukar. (DRI/ADVDPMDKUKAR)



Pasang Iklan
Top