• Kamis, 18 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

DPMD Kutai Kartanegara





TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara menggelar Rapat Penetapan Pemenang pada Pelaksana Lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 tingkat kabupaten tahun 2025. Rapat berlangsung di ruang Rapat DPMD Kukar pada Kamis (8/5/2025).

Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Desa DPMD Kukar, Asmi Riyandi Elvandar, menjelaskan bahwa penilaian lomba ini melibatkan berbagai pihak.

"Kami membentuk tim yang terdiri dari Gugus Tugas Pendekat Kukar Idaman, pendamping desa dan kelurahan, serta Forum LPM tingkat kabupaten," jelasnya.

Menurut Elvandar, penilaian dilakukan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, mencakup bidang kemasyarakatan, ekonomi, sosial budaya, lingkungan, serta nilai-nilai kearifan lokal. Penilaian lapangan telah dilakukan satu minggu sebelumnya dengan membagi tim menjadi dua kelompok untuk melakukan verifikasi dan validasi data.

"Tim mendapati banyak praktik gotong royong yang mengesankan," ujarnya.

Salah satu desa, lanjutnya, masih mempertahankan tradisi gotong royong dalam proses pemakaman warga, termasuk pembacaan doa dari hari pertama hingga ketujuh. Di desa lain, warga secara sukarela mengumpulkan dana untuk membangunkan rumah bagi warga kurang mampu.

Hasil penilaian telah mengerucut pada penetapan pemenang tingkat desa dan kelurahan. Namun, Asmi menegaskan bahwa pengumuman resmi belum dilakukan.

"Insya Allah, pemenang akan diumumkan saat Apel Pencanangan BBGRM di Kecamatan Kota Bangun. Jadwalnya masih diajukan ke Prokopimda untuk ditetapkan," katanya.

Lomba ini diikuti oleh peserta dari desa dan kelurahan yang direkomendasikan oleh masing-masing kecamatan. Setiap kecamatan mengirimkan satu desa dan, jika memiliki kelurahan, juga satu kelurahan. Namun, tidak semua kecamatan dapat berpartisipasi karena belum memenuhi syarat administratif, terutama dalam hal dokumentasi kegiatan.

Elvandar juga menyoroti pentingnya dokumentasi kegiatan gotong royong secara formal. “Kegiatan gotong royong sebenarnya sudah menjadi budaya masyarakat, tapi banyak desa belum terbiasa membuat laporan tertulis, sehingga ini menjadi tantangan dalam penilaian,” imbuhnya.

Melalui lomba ini, diharapkan semangat gotong royong tetap terjaga sebagai nilai luhur yang mempererat kebersamaan masyarakat. Selain itu, lomba ini menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran desa dalam mencatat dan melaporkan aktivitas kemasyarakatan secara tertib dan sistematis. (DRI/ADVDPMDKUKAR)



Pasang Iklan
Top