
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Upaya pelestarian bahasa dan budaya Kutai kembali digaungkan melalui ajang kreatif dan inspiratif bertajuk Kutai Folk Festival 2025 (Etam Begenjoh Malang).
Salah satu program andalan tahun ini adalah Lomba Musik Daerah Kutai, yang terbuka untuk pelajar tingkat SMA/MA sederajat dan mahasiswa dari seluruh Indonesia.
Dengan upaya memperkenalkan budaya Kutai kepada masyarakat luar Kalimantan, khususnya Jawa Timur, lomba ini mengusung misi agar bahasa dan budaya Kutai tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga bisa dipelajari, dicoba, bahkan menjadi kebiasaan (habit) oleh generasi muda lintas daerah.
"Tahun lalu kita menampilkan unsur budaya pesisir, Dayak, dan Kutai. Tahun ini, ada ide menarik dari teman-teman mahasiswa di Malang untuk mengadakan lomba musik daerah Kutai. Ini yang menjadi pembeda sekaligus daya tarik utama tahun ini," ujar Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, Awang Ivan Ahmad Senin (21/4/2025).
Lomba ini bersifat nasional dan terbuka bagi siapa saja yang memiliki ketertarikan dan pemahaman terhadap bahasa Kutai. Peserta dapat berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Jogja, Malang, hingga luar Pulau Jawa.
Pendaftaran dibuka mulai 17–27 April 2025, dan pengumpulan karya berlangsung hingga 13 Mei 2025. Yang menarik, pendaftaran tidak dipungut biaya alias gratis, dengan total hadiah senilai Rp10 juta dan sertifikat untuk para pemenang.
Tak hanya melibatkan Dispar Kukar, ajang ini juga merupakan hasil kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Tiga orang juri akan didatangkan langsung dari Tenggarong untuk menilai karya para peserta.
"Promosi budaya Kutai menjadi tanggung jawab kami di Dinas Pariwisata, sedangkan pelestarian bahasa menjadi bagian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi, acara ini merupakan sinergi dua instansi untuk satu tujuan yang sama,"kata Ivan.
Meski nama-nama juri belum diumumkan secara resmi, dipastikan penilaian akan melibatkan praktisi dan pemerhati budaya Kutai berpengalaman.
"Dengan event ini, kami berharap budaya Kutai bisa terus hidup, dikenal, dan dicintai hingga ke luar Kalimantan, bahkan mendunia." pungkasnya. (adv/dri)