
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah bersama Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H. Aji Muhammad Arifin menggelar doa selamat dan tempong tawar di lokasi pembangunan jembatan pendamping Jembatan Besi Tenggarong, Senin (21/4/2025).
Acara tersebut turut dihadiri Forum RT, jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, lurah, serta tamu undangan lainnya. Doa bersama ini menjadi simbol dimulainya pembangunan proyek strategis yang diharapkan mampu memperlancar arus transportasi di kawasan Tenggarong.
Bupati Kukar Edi Damansyah menyampaikan bahwa kegiatan doa selamat dan tempong tawar menjadi bentuk ikhtiar spiritual agar proses pembangunan jembatan pendamping berjalan lancar, aman, dan membawa manfaat bagi masyarakat.
“Dengan membaca Doa Selamat dan Tempong Tawar, kita memohon kepada Allah SWT agar proses pembangunan jembatan pendamping ini berjalan lancar, aman, dan memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat kota Tenggarong. Kita memohon perlindungan dan keberkahan agar setiap tahapan pembangunan dapat diselesaikan dengan baik, terutama agar biaya pembangunan sebesar Rp58,3 miliar dari APBD 2025 benar-benar akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” ujar Edi.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyambut pembangunan infrastruktur baru ini dengan semangat kebersamaan, tanpa melupakan nilai sejarah dan budaya yang menjadi identitas Tenggarong.
“Jembatan Besi akan tetap berdiri, meski bergeser, sebagai monumen sejarah yang akan terus bercerita kepada generasi mendatang tentang jati diri Tenggarong. Mari kita bergandengan tangan, bahu membahu, untuk mewujudkan kota Tenggarong yang maju dan berbudaya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar, Wiyono, mengungkapkan bahwa proyek jembatan pendamping ini sudah memasuki tahap pengerjaan sejak Maret lalu, meskipun sempat terkendala masalah lokasi.
“Kontrak dimulai sekitar bulan Maret dan diharapkan selesai pertengahan Desember nanti, tepatnya sekitar tanggal 20 Desember. Durasi kontrak sekitar 10 bulan, jadi kalau dihitung dari April, kami optimis proyek ini bisa selesai tepat waktu,” jelasnya.
Menurut Wiyono, pembangunan jembatan
ini sangat krusial untuk mengurangi kemacetan di kawasan tersebut, terutama mengingat terbatasnya akses jalan yang ada saat ini.
“Kalau tidak segera dibangun, konsekuensinya adalah kemacetan yang terus terjadi karena wilayah ini cukup sempit. Arus kendaraan yang dialihkan ke Jembatan 3 atau Jembatan Mangkuraja justru bisa menambah kepadatan,” tuturnya.
Ia berharap, jembatan pendamping ini bisa berfungsi maksimal tahun depan, khususnya untuk mendukung kelancaran kegiatan besar dan mobilitas masyarakat seiring peningkatan jumlah kendaraan. (Dri/Adv)