• Kamis, 18 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara



TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Suasana libur lebaran di Kutai Kartanegara (Kukar) tak hanya diramaikan oleh silaturahmi keluarga, tetapi juga oleh gelombang antusias wisatawan lokal yang memadati Danau Tanjung Sarai, salah satu destinasi wisata andalan di Desa Kedang Murung, Kecamatan Muara Kaman. Lokasi ini menjadi primadona berkat keindahan alamnya, kemudahan akses, dan tentunya gratis biaya masuk.

Kepala Desa Kedang Murung, Junaidy, mengatakan bahwa Danau Tanjung Sarai mengalami lonjakan pengunjung signifikan selama masa liburan. Uniknya, banyak dari mereka datang secara spontan setelah menghadiri acara keluarga di sekitar desa.

"Misalnya besok ada pesta pernikahan, biasanya sebelum pulang, mereka sempatkan mampir dulu ke sini karena lokasinya dekat. Jadi tidak perlu persiapan khusus, bahkan masih pakai baju kondangan pun langsung bisa datang," tutur Junaidy saat ditemui Sabtu (5/4/2025).

Tidak seperti beberapa tempat wisata lain yang memerlukan perjalanan ekstra atau transportasi air seperti perahu, Danau Tanjung Sarai menawarkan kemudahan akses yang membuatnya lebih ramah untuk semua kalangan usia.

"Kalau ke tempat lain seperti Kebola, orang harus naik perahu, dan kadang ada yang takut menyeberang. Tapi ke sini? Tinggal belok sedikit, langsung sampai," jelasnya.

Danau ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 18.00 WITA. Di hari libur besar seperti Lebaran, jumlah pengunjung bisa mencapai ribuan orang. Sedangkan di hari Minggu biasa, masih tetap stabil di angka ratusan pengunjung. Menariknya, pengelola tidak mengenakan tiket masuk. Pengunjung cukup membayar biaya parkir serta tiket untuk wahana yang mereka pilih.

Adapun wahana yang tersedia saat ini antara lain Perahu kayuh Rp15.000 per 20 menit, Perahu gembar (perahu anak-anak), Perahu biasa Rp10.000 per orang, Jembatan selfie untuk spot foto hits sepanjang 200 meter yang menjorok ke danau.

Selain wahana-wahana tersebut, Danau Tanjung Sarai juga memiliki potensi unik karena terhubung langsung dengan sungai Segera Murung yang bermuara ke Mahkam, memberikan sensasi wisata air yang alami dan menyatu dengan lingkungan sekitar.

"Area ini masih danau alami. Kalau naik perahu keliling, bisa tembus sampai ke sungai. Banyak yang tidak tahu kalau danau ini punya koneksi langsung dengan sungai besar di Kukar," tambah Junaidy.

Meski pengelolaan masih bersifat swadaya, semangat gotong royong masyarakat menjadikan wisata Danau Tanjung Sarai tetap bersih dan tertata. Dana yang didapat dari parkir dan tiket wahana digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan operasional, seperti membeli bensin untuk mesin pemotong rumput, air minum, hingga voucher listrik penerangan.

Jumlah petugas harian hanya empat orang, namun setiap Jumat sore, diadakan kegiatan gotong royong terbuka yang bisa diikuti siapa saja, tanpa gaji dan bersifat sukarela.

"Jadi semua berjalan karena rasa memiliki. Ini wisata rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat,"ujar Junaidy.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, turut memberikan apresiasi atas keberhasilan Desa Kedang Murung mengelola destinasi ini secara mandiri. Menurutnya, Danau Tanjung Sarai adalah contoh konkret bagaimana potensi lokal bisa dikembangkan tanpa harus menunggu program besar dari pemerintah.

"Kita sangat mendukung destinasi seperti ini. Selain mengangkat sektor pariwisata, juga memberi dampak ekonomi ke masyarakat sekitar. Apalagi sudah direncanakan akan dibangun kolam renang dengan perosotan pelangi, yang tentu akan semakin menarik minat wisatawan," ujar Arianto.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah siap membantu pengembangan sarana dan prasarana jika potensi wisata terbukti berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi serta sosial.

"Wisata berbasis masyarakat seperti ini justru yang paling kuat daya tahannya. Karena dikelola dengan hati dan semangat gotong royong, bukan sekadar bisnis," tutupnya. (adv/dri)



Pasang Iklan
Top