Camat Dachriansyah
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Selama ini, Sangasanga dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil energi, dengan sejarah panjang pertambangan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Namun siapa sangka, kecamatan Sanga sanga juga menyimpan potensi besar dalam sektor pertanian yang kini mulai bangkit dan menarik perhatian.
Di bawah kepemimpinan Camat Dachriansyah, Sangasanga perlahan menegaskan diri sebagai pemain baru di sektor pangan Kukar. Dengan total lahan pertanian mencapai 200 hektare, daerah ini mampu menghasilkan rata-rata tiga ton padi per hektare sekali panen sebuah angka yang cukup menjanjikan bagi wilayah yang selama ini lebih identik dengan batu bara daripada sawah.
"Walau hanya sekitar 10 persen warga yang berprofesi sebagai petani, hasil panennya menunjukkan potensi besar. Ini yang sedang kami kembangkan," ujar Dachriansyah Jumat (4/4/2025).
Langkah ini sejalan dengan visi besar Bupati Kukar yang ingin menjadikan wilayahnya sebagai lumbung pangan Kalimantan Timur. Dukungan nyata pun datang dari Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar berupa alat dan mesin pertanian (Alsintan), bibit unggul, hingga pupuk bersubsidi.
"Bantuan ini bukan hanya menambah produktivitas, tapi juga menyemangati para petani yang dulu sempat enggan kembali ke ladang,"tambahnya.
Menariknya, pergerakan pertanian di Sangasanga tak berdiri sendiri. Ada tiga Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang tergabung dalam Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), yang selama ini menjadi tulang punggung koordinasi, distribusi bantuan, hingga pelatihan teknis di lapangan.
"Gapoktan ini sangat vital. Mereka jembatan antara petani dan pemerintah. Tanpa mereka, lahan bisa saja tidur selamanya," tutur Dachriansyah.
Meski masyarakat Sangasanga tergolong majemuk dengan latar belakang beragam, semangat gotong royong dalam pertanian menjadi nilai yang menyatukan. Dachriansyah percaya, sektor ini bukan hanya akan menopang perekonomian kecamatan, tapi juga memperkuat ketahanan pangan Kukar secara keseluruhan.
"Kami tidak ingin Sangasanga hanya dikenang karena tambangnya. Kami ingin Sangasanga dikenang karena sawahnya juga," pungkasnya. (adv/dri)