• Selasa, 16 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara



Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto.

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Pengembangan desa wisata di Kutai Kartanegara (Kukar) terus menjadi fokus Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar sebagai upaya memperluas destinasi wisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dispar Kukar, Arianto, mengatakan bahwa ada beberapa elemen utama yang harus dipenuhi agar desa wisata bisa berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

"Untuk membangun desa wisata, hal utama yang harus ada adalah daya tarik wisata, baik budaya, ekowisata, wisata alam, maupun wisata buatan. Namun, potensi ini harus dikelola dengan baik oleh penggiat wisata, seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta mendapat dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah desa,"ungkap Arianto Kamis (27/3/2025).

Tanpa dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah desa, sebuah desa yang memiliki potensi wisata tetap sulit berkembang. Sebab, selain daya tarik utama, pengelolaan yang baik dan partisipasi aktif warga menjadi faktor penentu keberhasilan sebuah desa wisata.

Sejak tahun 2012-2013, sebanyak 10 desa wisata telah ditetapkan di Kukar melalui keputusan Bupati Kutai Kartanegara. Kemudian pada 2013-2015, pemerintah daerah mulai menerapkan konsep desa mandiri, yang mencakup berbagai sektor seperti ketahanan pangan, pendidikan, hingga pariwisata.
Arianto menyebutkan, ada beberapa desa wisata yang telah berkembang di Kukar seperti Desa Kedang Ipil yang aktif mengembangkan budaya dan wisata alam, termasuk air terjun sebagai daya tarik utamanya. Kemudian Desa Pela, yang fokus pada pengembangan ekowisata dengan konsep wisata berbasis konservasi lingkungan.

Ada juga Desa Sangkuliman, kini tengah mengembangkan wisata berbasis konservasi dan pelestarian alam. Serta Desa Loa Kulu, Long Anai, dan Batuah yang juga termasuk dalam daftar desa wisata yang ditetapkan pemerintah daerah.

Namun, meskipun telah ditetapkan sebagai desa wisata, tidak semua desa berkembang dengan cepat. Beberapa desa masih menghadapi kendala dalam pengelolaan, promosi, serta infrastruktur penunjang, sehingga memerlukan pendampingan lebih lanjut dari pemerintah daerah.

Salah satu tujuan utama pengembangan desa wisata adalah agar Kutai Kartanegara tidak hanya bergantung pada objek wisata utama, seperti Pulau Kumala, Waduk Panji Sukarame, Museum Mulawarman, dan Planetarium Jagad Raya. Dengan bertambahnya desa wisata yang berkembang, wisatawan memiliki lebih banyak pilihan destinasi yang bisa dikunjungi.

Sementara untuk destinasi baru yang mulai berkembang antara lain Taman Gubang (Tenggarong Seberang), Batu Goa Gelap (Suka Maju), Madu Kelulut di Tenggarong Seberang.

Selain itu, pemerintah daerah juga memberikan dukungan terhadap pelaku ekonomi kreatif, seperti bantuan mesin produksi es batu kristal untuk pelaku usaha di Tenggarong Seberang, yang membantu memenuhi kebutuhan sektor pariwisata dan kuliner di daerah tersebut.

Menurut Arianto, keberhasilan pengembangan desa wisata tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Diperlukan sinergi antara masyarakat, Pokdarwis, pemerintah desa, serta Dinas Pariwisata agar kendala yang muncul dapat diselesaikan bersama.

"Kami terus memberikan pendampingan, tetapi yang berperan utama tetaplah masyarakat setempat. Jika ada kendala dalam pengelolaan desa wisata, kami siap mencarikan solusi bersama," ujarnya.

Dengan adanya komunikasi yang baik dan koordinasi yang solid, desa wisata di Kukar diharapkan bisa berkembang pesat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Semakin banyak desa yang maju, semakin besar pula peluang Kutai Kartanegara menjadi destinasi wisata unggulan di Kalimantan Timur. (adv/dri)



Pasang Iklan
Top