TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kutai Kartanegara terus memaksimalkan pelayanan ke masyarakat.
Jika sebelumnya masyarakat harus datang sendiri ke kecamatan untuk mengurus dokumen kependudukan, kini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kukar langsung mendatangi rumah warga.
Kepala Disdukcapil Kukar, Muhammad Iryanto, mengatakan bahwa program ini sudah berjalan sejak 4 Januari hingga sebelum bulan puasa. Fokus utama pelayanan jemput bola ini adalah penerbitan akta kelahiran dan Kartu Identitas Anak (KIA). Tim Disdukcapil turun langsung ke desa-desa dan menyisir rumah warga door-to-door, memastikan semua anak yang memenuhi syarat mendapatkan dokumen kependudukan mereka.
"Sebelumnya, layanan jemput bola hanya di kecamatan, menunggu warga datang. Sekarang, kami yang langsung mendatangi mereka. Dengan cara ini, akurasi data mencapai 100%, sehingga tidak ada warga yang terlewat," kata Iryanto Rabu (26/3/2025).
Hasilnya cukup Efektif dan langsung terasa dampaknya. Misalnya, di Kecamatan Muara Jawa, dari target 1.200 anak, setelah diverifikasi hanya 900 yang memenuhi syarat karena sebagian sudah pindah atau meninggal dunia. Dalam tiga hari, tim menyisir rumah-rumah bersama RT dan perangkat desa. Hampir semua anak yang masih tinggal di wilayah tersebut berhasil mendapatkan akta kelahiran dan KIA mereka.
Meski terdengar mudah, program ini bukan tanpa kendala. Medan yang sulit, hujan deras, hingga lokasi terpencil menjadi tantangan tersendiri bagi tim di lapangan. Namun, semangat mereka tak surut.
"Hujan bukan alasan bagi kami untuk berhenti. Tim tetap turun dengan jas hujan, motor, bahkan berjalan kaki jika akses sulit,"ujar Iryanto.
Salah satu inovasi menarik dalam program ini adalah kemudahan administrasi. Jika sebelumnya warga harus mengurus sendiri dengan membawa fotokopi dokumen ke kantor desa atau kecamatan, kini semuanya dilakukan di tempat.
Misalnya, jika seorang ibu sedang memasak, tiba-tiba tim datang menanyakan buku nikah dan kartu keluarga untuk penerbitan akta anaknya, ia tak perlu repot. Cukup tunjukkan dokumen asli, tim akan langsung memfoto dan memprosesnya secara digital.
"Jadi, warga tidak perlu repot ke kantor kecamatan. Semua beres di tempat," jelasnya.
Selain akta kelahiran dan KIA, Disdukcapil Kukar juga melakukan terobosan dalam perekaman KTP bagi siswa SMA sederajat, termasuk madrasah dan pondok pesantren.
Sekolah diberikan keleluasaan dalam mengatur proses perekaman, termasuk mengizinkan siswa berdandan lebih rapi. Sebelumnya, banyak siswa merasa malu jika harus difoto dengan seragam sekolah. Kini, mereka diperbolehkan berpenampilan lebih dewasa, sehingga lebih percaya diri untuk perekaman KTP.
"Di SMA 3 Unggulan, dari 103 siswa, hanya dua yang menolak perekaman, itu pun karena alasan pribadi. Siswa lebih antusias setelah diberi kebebasan berdandan," ungkap Iryanto.
Program ini sudah diperluas ke seluruh Kukar dengan menggandeng Kepala Cabang Wilayah 3, yang membawahi seluruh SMA di daerah tersebut. Semua kepala sekolah telah berkomitmen mendukung perekaman KTP bagi siswa berusia 16 tahun ke atas.
Hingga saat ini, program jemput bola telah berjalan di empat kecamatan, yakni Samboja, Muara Jawa, Tenggarong Seberang, dan Tenggarong Kota. Setelah Lebaran, tim akan melanjutkan misi mereka ke 16 kecamatan lainnya secara bertahap hingga cakupan kepemilikan dokumen kependudukan mencapai 100%.
"Memang pekerjaan ini melelahkan, harus berkeliling ke banyak tempat. Tapi dampaknya luar biasa bagi masyarakat," tutup Iryanto. (adv/dri)