TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah melalui Training of Trainers (TOT) dan program sertifikasi keahlian bagi para pelaku ekonomi kreatif.
Kabid Pengembangan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Antoni Kusbiantoro, mengungkapkan bahwa program saat ini masih berfokus pada pelaku yang sudah ada. Berdasarkan data komunitas, terdapat sekitar seribu pelaku ekonomi kreatif di wilayah tersebut.
"Tentu tidak semuanya bisa dijangkau secara langsung, tetapi strategi kami adalah memberdayakan para pelaku yang telah mengikuti workshop dan sertifikasi agar mereka bisa menjadi narasumber," jelasnya Kamis (20/3/2025)
Dengan sistem ini, Dispar Kukar tidak perlu selalu mengambil narasumber dari luar, karena pelaku yang sudah dibina bisa berbagi ilmu dan menjadi mentor bagi yang lain. Oleh karena itu, TOT akan menjadi salah satu program unggulan yang memberikan pelatihan dalam public speaking, penyusunan materi, dan teknik mengajar bagi mereka yang telah menguasai bidangnya.
Sebagai contoh, pelaku ekonomi kreatif seperti Faisal, yang sudah memiliki keterampilan tinggi, akan dilatih menjadi trainer sekaligus asesor. Peluang sebagai asesor di bidang ekonomi kreatif cukup besar, mengingat jumlahnya masih sangat terbatas, terutama di Kalimantan Timur.
Selain TOT, program sertifikasi juga terus dikembangkan, salah satunya di bidang fotografi. Pada tahun sebelumnya, dari 20 peserta yang mengikuti sertifikasi, sebanyak 17 orang berhasil lolos. Sertifikasi ini sangat penting karena dapat meningkatkan peluang kerja sama dengan pihak swasta maupun pemerintah.
"Tahun ini, kami menargetkan sekitar 30 orang untuk mengikuti sertifikasi fotografi. Persiapan akan dimulai pada April, dan workshop kemungkinan besar akan berlangsung pada Mei," ungkap Antoni.
Para fotografer yang telah berprofesi di bidang ini juga akan diundang untuk memperdalam teori dan teknik yang mungkin belum mereka kuasai.
Ke depan, Dispar Kukar berharap program pelatihan dan sertifikasi ini bisa lebih luas menjangkau pelaku usaha, sehingga mereka memiliki daya saing lebih tinggi. Selain itu, program ini juga dirancang agar tidak hanya menjadikan Kukar sebagai pasar bagi pihak luar, tetapi mampu menciptakan SDM lokal yang kompeten.
Bahkan, dalam jangka panjang, Dispar Kukar berencana membawa program ini ke sekolah-sekolah, seperti SMA, agar keterampilan ekonomi kreatif, termasuk fotografi, dapat diperkenalkan sejak dini kepada siswa berbakat. Nantinya, para pelaku yang telah tersertifikasi dapat menjadi mentor bagi generasi berikutnya.
"Dengan langkah ini, kita bisa menciptakan SDM berkualitas yang tidak hanya berkembang di daerah sendiri, tetapi juga bisa bersaing di tingkat nasional," pungkasnya. (adv/dri)