• Sabtu, 08 Februari 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Dispora Kabupaten Kutai Kartanegara



Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kukar Supriyadi


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus), (Acquired Immune Deficiency Syndrome) AIDS masih menjadi perhatian serius di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), untuk itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar terus melakukan upaya untuk menangani kasus ini yaitu dengan menyasar 8 kelompok yang rentan tertular HIV AIDS.

Adapun 8 kelompok tersebut diantaranya wanita hamil, penderita TBC, penggunaan jarum suntik, lapas, pasien inveksi menular seksual (IMS), pekerja seksual, hubungan seks laki-laki dengan laki-laki, dan waria.

Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kukar Supriyadi mengatakan untuk menangani kasus ini dengan program pelayanan orang beresiko HIV AIDS, itu termasuk salah satu standar pelayanan minimal (SPM). Jadi wajib untuk dicapai 100%, artinya screeningnya harus terhadap populasi-populasi tertentu untuk menjaring supaya tau berapa yang positif.

"Dinkes Kukar setiap tahunnya punya target sasaran, namun jumlahnya setiap tahun berubah. Pada tahun 2022 total target yang di periksa itu 16.254 orang dan kita periksa itu ada sekitar 17.000 orang dan melebihi dari target. Intinya tidak boleh kurang dari 16.254, ini semua dari 8 populasi kunci yang kita sasar yang merupakan kelompok yang dianggap paling beresiko tertular." kata Supriyadi Senin (16/1/23).

Supriyadi mengungkapkan bahwa untuk screaningnya agak susah, terutama beberapa kelompok sensitif, seperti lelaki seks lelaki, mereka punya komunitas jadi perlu pendekatan dengan semacam ketua komunitasnya.

Kemudian untuk penanganannya Dinkes juga ada komisi penaggulangan Aids daerah (KPAD) itu penanganannya, kalo pengobatannya itu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, dan itu obatnya gratis, karna obat tersebut akan dikonsumsi seumur hidup.

"Sehingga kita sebagai pengelola program, itu bagaimana yang pertama mengobati dan menjaga kepatuhan termasuk kepatuhan berobat dan kepatuhan untuk tidak menularkan. Setelah di tangani, di obati juga ada pemberian makanan tambahan itu dari KPAD supaya kondisi tubuhnya kesehatannya juga membaik." ujarnya.

Sedangkan untuk langkah antisipasi yaitu dengan sosialisasi pasti, termasuk promosi kesehatan lintas program baik sosialisasi secara langsung maupun lewat medsos dengan rutin dan itu sudah dilakukan. (*dri)

Pasang Iklan
Top