• Kamis, 13 Februari 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Dispora Kabupaten Kutai Kartanegara



Asisten I Setkab Kukar Ahmad Taufik saat membuka pelatihan baber dan barista

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Pemuda dan Olahraga (Duspora) Kutai Kartanegara (Kukar) terus melakukan upaya peningkatan kemampuan bagi pemuda yang ada di Kukar, salah satunya dengan menggelar Pelatihan Barista dan Barber bagi pemuda. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari, 12-14 Desember ini bertempat di Hotel Grand Elty Singgasana Tenggarong.

Pelatihan ini dibuka oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setkab Kukar Akhmad Taufik Hidayat dengan ditandai pemukulan gong. Turut hadir Kepala Dispora Aji Ali Husni beserta jajaran, para pelatih barista dan barber, serta diikuti 160 peserta yang berasal dari 15 Kecanatan yang ada di Kukar.

Asisten I Kukar Akhmad Taufik Hidayat mengatakan pemuda yang mengikuti latihan ini luar biasa dan ini yang memang menjadi harapan pemerintah daerah, karena menyambut daripada Program Bupati dalam RPJMD 2022-2026 yaitu berkaitan dengan Kukar siap kerja, salah satu bentuk wujud nyatanya adalah memberikan pelatihan.

"Pelatihan ini alhamdulillah disambut oleh adik-adik kita yang dari 18 kecamatan dan mudah-mudahan kegiatan ini bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan. Kita berharap ini bagian daripada semangat yang mendorong kepada adik adik pemuda yang lain bahwa tidak ada yang tidak bisa, semua bisa dilakukan apabila memang selalu dikerjakan dengan kerja keras melalui mengikuti pelatihan pelatihan yang ada, sehingga ini bisa dimanfaatkan dan pelatihan ini sangat berharga. Jadi dimanfaatkan sebaik baiknya." jelasnya.

Sementara Kepala Dispora Kukar Aji Ali Husni mengatakan yang melatar belakangi pelatihan ini. Tentunya Dispora melihat potensi pemuda di Kukar ini terhadap pengangguran cukup tinggi. Kemudian angka kemiskinan Kukar juga lumayan tinggi dan sektor ini juga salah satu pengikutnya adalah para pemuda.

Kemudian di sisi lain ada beberapa sekelompok pemuda yang melakukan usaha, membuka usaha yang memang setelah di lakukan penelitian atau riset di lapangan, ternyata usaha yang mereka dirikan ini selama ini hanya dengan bermodalkan otodidak saja, hanya pengalaman melihat membaca dan sebagainya. Tidak dilakukan dengan cara pendidikan khusus atau pelatihan khusus secara jelas usaha yang mereka jalankan.

"Dengan melihat 2 kondisi ini artinya ada peluang bagi kita untuk melakukan peningkatan SDM pengetahuan di bidang usaha yang mereka tekuni. Yang memang passionnya mereka lakukan saat ini. Jadi kami berusaha untuk melakukan pelatihan ini supaya usaha yang mereka lakukan ini itu berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan." tuturnya.

Ia menambahkan kegiatan ini kalau dilakukan secara mandiri cukup besar biayanya mulai dari Rp 3 juta sampai Rp 5 juta, beban biaya yang harus dikeluarkan. Sementara ini yang dilakukan pemerintah ini gratis.

"Harapan kami pertama terapkan ilmu yang didapat hari ini di tempatnya masing-masing dengan usahanya masing-masing. Dan ikuti kegiatan ini dengan baik dengan sesama. Kemudian apa hal yang menjadi persoalan usaha mereka di babershop atau menjadi barista ini silahkan nanti didiskusikan dengan para narasumber sehingga persoalan-persoalan yang mereka hadapi selama ini mendapatkan pemecahan masalah terhadap usahanya."tutupnya. (*dri)

Pasang Iklan
Top