• Senin, 17 Februari 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Dispora Kabupaten Kutai Kartanegara



(Pansus LKPj Gubernur Kaltim saat menyerahkan rekomendasi hasil Pansus kepada Ketua DPRD Kaltim Makmur HAPK)


SAMARINDA (KutaiRaya.com) - Pansus LKPj Gubernur Kaltim secara umum menilai, bahwa kinerja Pemerintah ditiga tahun terakhir sangat jauh dari visi dan misi menuju Kaltim Berdaulat.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Pansus LKPj Gubernur Kaltim Rusman Yaqub saat menyampaikan pemaparan hasil Pansus dalam rapat Paripurna ke-11 DPRD Kaltim, berlangsung di gedung D lantai 6, dengan agenda Penyampaian Rekomendasi Panitia Khusus Pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Gubernur Kaltim tahun 2020, Senin (3/5/2021) kemarin.

"Selain itu, dalam 3 tahunan kepemimpinan Isran-Hadi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim hanya sedikit keberhasilan yang bisa dibanggakan dari keduanya. Hingga dengan pertengahan 2021, hampir belum ada kinerja Isran-Hadi yang bisa dikatakan cukup memuaskan. Utamanya yang jadi janji-janji politiknya saat Pilgub tahun 2018 lalu," ungkapnya.

Politisi PPP ini menyebutkan, sepanjang 2020 banyak sekali persoalan pembangunan di Kaltim yang tidak maksimal dan tidak tuntas. Kinerja pemerintah terus menurun. Banyak sekali masalah yang muncul dari pertambangan.

"Kemudian pertumbuhan ekonomi Kaltim minus 4,61 persen. Pembangunan seolah jalan di tempat. Tingkat pengangguran terbuka juga semakin besar. Kaltim bahkan masuk 10 besar dengan angka pengangguran terbesar di Indonesia," jelasnya.

Hal senada juga diutarakan anggota Pansus LKPj Gubernur Kaltim lainnya Sutomo Jabir. Politikus Partai PKB ini menyampaikan, ada beberapa rekomendasikan pansus yang bisa dikatakan cukup urgen. Salah satunya yakni buruknya tata pengelolaan pemerintahan yang dilaksanakan Isran-Hadi.

"Imbas dari buruknya pengelolaan pemerintahan yang tidak bagus. Berujung pada sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) dari tahun ke tahun yang kian besar. Dari tata pelaksanaan pemerintahan, saya menilai, yang demikian ini sangat tidak bagus. Sehingga perlu segera dilakukan evaluasi mendalam," harapnya. (One/Adv)

Pasang Iklan
Top